Mohon tunggu...
Septyan Hadinata
Septyan Hadinata Mohon Tunggu... buruh

Ikhlas bersama sabar dalam mengembara di dunia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

MBG dan Anak-Anak Kita; Terlepasnya Tanggung Jawab Orang Tua, Terancamnya Kesehatan Anak

23 September 2025   08:26 Diperbarui: 23 September 2025   08:26 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dok.pribadi. ket. MBG yang dikemas dalam kemasan plastik beruap untuk balita cucu penulis

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan justru memunculkan kasus dugaan keracunan di sejumlah sekolah. Pengalaman pribadi penulis membuka mata bahwa pelibatan orang tua bisa menjadi solusi lebih efektif, sehat, dan berdaya guna.

Isi Artikel:

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) digagas dengan tujuan mulia: memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang baik demi mendukung tumbuh kembang mereka. Namun, pengalaman pahit yang dialami anak saya---bersama puluhan teman sekolahnya---membuktikan bahwa pelaksanaan program ini masih jauh dari harapan.

Beberapa waktu lalu, anak saya menjadi salah satu korban dugaan keracunan usai menyantap menu MBG di sekolah. Banyak siswa lain harus dirawat di puskesmas. Meski anak saya tidak sampai dirawat inap, kejadian ini meninggalkan trauma dan pertanyaan besar: benarkah MBG sudah memenuhi standar gizi dan kesehatan yang layak?

Antara Niat Baik dan Realitas Lapangan

Sejak MBG hadir di sekolah, anak saya sering mengeluhkan soal menu: rasa kurang enak, kondisi dingin, bahkan kadang tampak basi. Sebagai orang tua, saya hanya menasihatinya untuk bersyukur karena program ini adalah kebijakan pemerintah dengan niat baik. Namun keluhan itu ternyata nyata, terbukti ketika keracunan massal terjadi dan menjadi sorotan media nasional.

Makanan yang disajikan di sekolah menggunakan omprengan stainless. Sementara untuk cucu saya yang menerima MBG di posyandu, wadah plastik digunakan, yang justru menimbulkan masalah baru. Uap panas membuat makanan cepat basi, sehingga keluhan orang tua semakin meluas.

Standar Gizi yang Terabaikan

Menurut standar kecukupan gizi, anak usia sekolah membutuhkan 1.600--2.000 kalori per hari, dengan komposisi seimbang karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Fakta di lapangan menunjukkan menu MBG seringkali tidak memenuhi standar ini. Ditambah lagi, wadah penyajian yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi dan membahayakan kesehatan anak.

Jika niat baik tidak diiringi dengan standar mutu yang jelas, maka MBG bisa berbalik arah: dari program penyelamat menjadi ancaman kesehatan.

Solusi: Libatkan Orang Tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun