Mohon tunggu...
Septin Puji Astuti
Septin Puji Astuti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tidak ada yang lebih istimewa selain menjadi ibu dari empat anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fotografer Bukan Teroris

24 April 2013   04:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:42 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13667716231215472931

[caption id="attachment_256835" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Beberapa bulan yang lalu, ketika jalan-jalan ke Snowdonia, salah satu Taman Nasional yang ada di Inggris, ketika di dalam bus tiba-tiba seorang ibu marah ke teman saya. Sebelumnya, teman si ibu itu, yang berdiri di belakang teman saya, memberi tahu ibu itu bahwa teman saya mengambil gambar anaknya. Langsung aja si ibu itu marah-marah ke teman saya. Teman saya yang merasa tidak memotret anak ibu itu hanya bengong saja. Sementara si ibu tetapi ngeyel meminta teman saya untuk menunjukkan hasil jepretannya. Karena merasa tidak memotret, langsung saja ditunjukkan kameranya. Ternyata memang tidak menemukan gambar-gambar anaknya di kamera teman saya.

Saya yang juga bawa kamera dan asyik motret di luar, langsung 'mungsret'. Baru kali itu saya melihat ada orang Inggris yang 'galak'. Apalagi marah-marah cuma masalah dipotret.

Setelah kejadian itu, saya tidak berani memotret orang sembarangan. Kalaupun sudah terlalu ingin motret, saya minta ijin dulu. Jika ada yang ternyata ikut terekam dalam kamera saya, ya bukan salah saya. Makanya seringkali saya menggunakan 'low speed' agak obyek-obyek yang tiba-tiba muncul dan tidak diinginkan hanya nampak samar. Ini sebagai 'senjata' kalau orang yang secara tidak sengaja terekam dalam kamera kita itu protes, kita bisa menunjukkan kalau wajahnya tidak nampak.

Karena 'nyali masih ciut' untuk motret aktifitas orang, akhirnya ganti cari obyek yang lain. Tentunya yang tidak suka protes. Ya, benda-benda atau tempat-tempat yang tidak mungkin akan protes jika dipotret.

Dua hari yang lalu, saya jalan-jalan ke stasiun. Menyenangkan anak ragil yang kesepian di rumah. Seperti biasanya, ambil gambar di stasiun itu. Eh, tiba-tiba petugas di loket teriak-teriak. Katanya saya tidak boleh motret. Dia juga bilang, jika ketahuan polisi bakal ditangkap.

Wah, cukup kaget juga. Baru pertama kali ini saya disemprot orang Inggris. Ini memag tidak biasa, karena  beberapa kali motret di stasiun, meski ada petugas lewat, tidak apa-apa.

Karena saya juga emosi, pikiran saya langsung mikir macam-macam. Masalah agama-lah, masalah rasial-lah, masalah usia-lah dan lain-lain. Intinya, sedang mencari kesalahan petugas karena saya merasa benar. Apalagi di stasiun itu memang ada dua orang yang sepertinya memang bukan orang sekuler, alias satunya muslim berwajah IPB (India, Pakistan dan Bangladesh) dan petugas yang melarang saya mengambil gambar itu orang Yahudi yang sudah tua karena menggunakan topi kecil di kepalanya.

Nah kan. Sudah, paslah. Pas bagi saya untuk berfikir 'tidak jernih'.

Sesampai di rumah, saya langsung menghadap Mbah Google. Sebagai guru serba tahu, pastinya ada informasi mengenai aturan fotografi di Inggris.

Setelah curhat ke mbah Google, dengan menggunakan kata kunci "photography restrictions", ternyata yang di urutan pertama adalah websitenya wikipedia di sini. Memang ada beberapa tempat yang tidak boleh diambil gambar untuk dipublikasikan. Jika ingin mendapatkan gambar itu, harus ijin dulu. Namun di tempat umum tidak ada larangan untuk mengambil gambar. Bahkan mengambil gambar anak kecil di tempat umum juga tidak dilarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun