Mohon tunggu...
Septian Indra
Septian Indra Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Lakukan apapun selagi bisa

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Melihat Peluang Jadi Brand Owner di Bisnis Kecantikan

7 Maret 2024   12:37 Diperbarui: 7 Maret 2024   12:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini industri kecantikan di Indonesia tampaknya sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Misalnya saja untuk produk skincare, yang jika kita lihat situasinya sekarang sangat banyak beredar di pasaran dengan beragam merk. Mereka tinggal memilih, produk mana yang kiranya cocok dengan situasi kulit hingga finansial mereka.

Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berkembangnya kebutuhan dari para konsumen. Tidak hanya perempuan, bahkan kini para lelaki pun mulai menyadari pentingnya perawatan diri. Tujuannya macam-macam, ada yang ingin sekadar kulitnya terjaga dan sehat, atau mereka yang ingin tampil 'glowing', istilah yang sedang tren saat ini.

Untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya kondisi yang terjadi, Penulis dalam hal ini berkesempatan hadir di pameran Interbeauty Indonesia 2024 yang dilaksanakan bersamaan dengan Contract Manufacturing Expo 2024 dan Health+Beauty Expo 2024, sebagai Pameran Dagang B2B Terintegrasi untuk Produk Kosmetik, Herbal, Suplemen dan Parfum.

Pameran yang berlangsung 6-8 Maret 2024 di SMESCO Exhibition Hall, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, ini menghadirkan para expert di industri kecantikan dan kesehatan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI), dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Selaku penyelenggara, Project Director ASA Exhibitions Alex Chandra mengungkapkan banyak faktor-faktor yang mendukung potensi di industri kecantikan dan kesehatan di Indonesia. Menurutnya yang pertama karena masyarakat Indonesia semakin menyadari pentingnya perawatan diri dan kesehatan. Hal ini pun mendorong peningkatan permintaan akan produk kosmetik, herbal, dan supplement.

Kedua, Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk tumbuhan herbal dan bahan alami lainnya yang dapat digunakan dalam produk kosmetik dan suplemen. Keberagaman ini memberikan peluang untuk mengembangkan produk lokal yang unik. Ketiga, adopsi gaya hidup sehat dan alami juga semakin berkembang di kalangan konsumen. Produk kosmetik, herbal, dan supplement yang bersifat alami dan organik menjadi lebih diminati.

Pameran ini, lanjut Alex, bukan sekadar pertemuan bisnis, tetapi juga sebuah platform yang dirancang untuk merayakan dan memajukan industri kecantikan dan kesehatan di Indonesia. "Dengan mengambil tagline "Everyone Can Be A Brand Owner", kami bangga menjadi bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan pertumbuhan entrepreneur di negeri ini," ujar Alex.

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri yang hadir dalam pameran tersebut mengungkapkan kosmetik, suplemen kesehatan dan obat tradisional saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar selain sandang, pangan, papan. 

"Kita bayangkan mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur selalu terkait dengan kosmetik. Saat ini paradigma preventif itu lebih utama dibandingkan pengobatan oleh karenanya suplemen kesehatan menjadi kebutuhan dasar juga. Bagi seseorang yang tidak fit tentu akan selalu mengkonsumsi suplemen kesehatan," jelasnya.

Ketua Umum APSKI Decky Yao mengungkapkan selama tiga tahun ini, pandemi covid mengubah segala aspek kehidupan seseorang baik secara sosial, gaya hidup hingga dunia kesehatan itu sendiri. Pelajaran dan pengalaman seperti bisnis ada yang berefek hingga bangkrut namun ada pula yang sukses besar. Salah satunya yang berkembang pesat selama pandemi covid yakni industri kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun