Mohon tunggu...
seoul nainggolan
seoul nainggolan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya seorang Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencari Inspirasi Menemukan Mimpi

26 Februari 2013   14:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:39 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1361887634844103094

[caption id="attachment_238896" align="alignleft" width="640" caption="Membangkitkan inspirasi tidak perlu dengan kata-kata manis dan muluk-muluk yang sulit dimengerti oleh anak SD. Berikan mereka peta dan biarkan mereka melihat, bahwa dunia ini begitu besar. Saat ini biarkan mereka ber imajinasi seolah-olah telah mengunjungi negara-negara di dunia, karena kemudian kelak mereka benar-benar melakukannya. - SNA"][/caption] 20 Febuari 2013 adalah hari inspirasi. Apa itu hari inspirasi? Silahkan berkunjung kesini saja. Berawal dari ketidak sengajaan menemukan informasi Kelas Inspirasi di facebook, saya memberanikan diri mendaftarkan diri sebagai fotografer, karena merasa belum pantas menjadi inspirator dan juga belum punya pengalaman ngajar anak sd. Baiklah mari kita persingkat cerita. Dari 200an fotografer yang mendaftar saya terpilih menjadi salah satu fotografer dalam kegiatan ini, entah bagaimana sistem seleksi nya, namun saya merasa beruntung sekali. Saya mendapatkan tugas untuk mengabadikan moment mengajar di kelompok 20, SDN 01 Rawasari bersama 9 rekan lain. 9 rekan yang lain adalah(urut abjad): 1. Pak Agus Sandianto - Stock Analyst di Suisse Bank 2. Pak Aris Kumara - IT Consultant di IBM 3. Ibu Betty Itha - LSM Expert di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban 4. Pak Irwan - Deputy Director WWF Indonesia 5. Pak Rudi Titik -  Karyawan Telkom. Beliau juga partner saya sebagi fotografer 6. Ibu Saraswati - Senior Petroleum Engineer di Chevron 7. Pak Suryadi - Public Relation Manager sekaligus penulis buku dan editor majalah 8. Ibu Dayu - Nutritionist Consultant 9. Yudi Novian - Pos Indonesia. Sekaligus sebagi team leader. Dari sisi fotografer sangat menarik melihat bagaimana rekan-rekan saya menceritakan profesi mereka sehari-hari ke anak-anak SD.  Ada yang menggunakan pendekatan role play, ada yang memutar video, ada yang membawa alat peraga, dst. Bahkan Ibu Saras mengajar dengan memaki pakaian lengkap seorang Engineer, tidak lupa juga Pak Irwan yang membawa boneka Panda WWF besar ke sekolah ini, menjadi hiburan tersendiri buat anak-anak. Reaksi dari anak-anak pun tidak kalah seru nya, ada yang serius mendengarkan, ada yang lari-lari, teriak-teriak, berantem, bahkan ada yang nangis. Saya yakin ini menjadi pengalaman yang melekat di hati para inspirator :) Bagaimana dengan fotografer? Sungguh melelahkan harus berkeliling ke 6 kelas dan mencoba berbaur di tengah-tengah kelas untuk mengambil momen-momen cantik. Walau lelah, tapi entah mengapa saya tidak mau berhenti, mungkin karena melihat antusiasme para inspirator dan semangat dari anak-anak membuat saya menjadi semangat juga. Bagian yang menarik pada hari itu adalah pas jam pelajaran terakhir. Pada jam 11.30 kelas 2 tidak ada yang mengajar. Saya coba cari inspirator yang kosong supaya mengisi di kelas 2. Namun sebagian besar inspirator mengajar di kelas lain, sedangkan yang tersisa terlihat kelelahan. Kemudian saya kembali ke kelas tersebut, terlintas di dalam pikiran "Apa saya saja ya?". Saya merasa ragu, karena saya tidak ada persiapan dan bingung bagaimana menceritakan profesi "Kuli koding" ke anak-anak kelas 2. Pikiran lain pun muncul "Kalau kesempatan sekarang dilewatkan, mungkin tidak akan pernah ada kesempatan lain lagi". Akhirnya saya memutuskan ambil kesempatan ini. Saya yang bertugas sebagai fotografer akhirnya menjadi pengajar dadakan. Saya bercerita tentang profesi saya sebagai IT di kantor saya. Agar mudah di mengerti saya pun menggunakan Facebook sebagai contoh hasil karya kuli koding. Dan itu hanya butuh 10 menit kemudian saya kehabisan ide, dan anak-anak pun mulai sibuk dengan kegiatan mereka, lari-lari, teriak-teriak, dan lain sebagainya. Saya pun mengajak mereka untuk bercerita tentang cita-cita mereka dan di momen ini lah yang akan selalu saya ingat di ingatan saya. Mereka anak-anak kelas 2 begitu antusias untuk bercerita tentang cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi dokter, penari, pemain sepak bola, polisi, dst. Mereka menarik-narik tangan, mengerumuni saya, mereka begitu antusias untuk bercerita tentang cita-cita mereka. Antusiasme mereka seolah menampar diri saya. Saya seolah-olah diingatkan: masih adakah antusiasme saya terhadap mimpi-mimpi saya? Apakah mereka sudah mati tertelan rutinitas sehari-hari? Untung saya bertemu dengan mereka, dan saya bisa bilang: Tidak, saya masih punya antusiasme itu, hanya saja sedang tidur dan sekarang mulai bangun kembali. Saya bisa melihat dari mata anak-anak ini, kepolosan mereka. Saya bisa melihat begitu banyak kesempatan yang bisa mereka raih di masa depan. Saya bisa melihat masa depan Indonesia 20-30 tahun kedepan ada di tangan anak-anak ini. Semoga kehadiran kami di SDN 01 bisa memberikan manfaat untuk sekolah, terutama buat anak-anak . Semoga mereka ter inspirasi dan menemukan mimpi-mimpi dan cita-cita mereka. Mengutip dari kata-kata Kelas Inspirasi: "Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi pengetahuan. Pengalaman menjadi inspirasi."

Mari Bangun Mimpi Anak Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun