Pernahkah kamu menonton film yang menampilkan wajah aktor favoritmu yang sudah lama meninggal? Atau melihat calon dokter belajar langsung dari simulasi bedah yang begitu realistis? Teknologi ini terlihat keren, bukan?
Semua itu berkat deepfake—sebuah teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat menghasilkan video, gambar, atau audio yang tampak dan terdengar sangat nyata, meskipun sebenarnya palsu.
Teknologi ini membawa banyak manfaat bagi dunia modern. Namun, di balik kecanggihannya, deepfake juga menyimpan risiko yang berbahaya. Mari kita bahas manfaat, risiko, serta cara bijak dalam menghadapinya.
1. Dunia Hiburan yang Lebih Hidup
Deepfake membuka peluang kreatif di dunia perfilman. Contohnya, dalam film Rogue One: A Star Wars Story, teknologi ini berhasil "menghidupkan kembali" wajah Peter Cushing, aktor yang telah lama meninggal. Dengan deepfake, efek visual bisa semakin nyata tanpa batasan waktu dan usia aktor.
2. Pendidikan yang Lebih Interaktif
Dalam dunia pendidikan, deepfake dapat digunakan untuk simulasi realistis. Bayangkan seorang mahasiswa kedokteran yang berlatih bedah melalui rekonstruksi wajah pasien virtual, atau calon pengacara yang belajar dari simulasi interogasi yang menyerupai dunia nyata. Tidak hanya membaca teori, tetapi juga langsung berlatih di dunia virtual.
3. Iklan yang Lebih Personal
Perusahaan besar kini memanfaatkan deepfake untuk membuat iklan yang lebih interaktif. Dengan teknologi ini, wajah atau suara tokoh terkenal dapat dimasukkan ke dalam iklan untuk menyampaikan pesan secara lebih personal dan menarik perhatian audiens.