Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Dilema Keputusan Pilatus

14 April 2022   19:42 Diperbarui: 14 April 2022   19:46 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Pilatus takut ? karena bisa jadi menurut Pilatus yang percaya pada Politeis bahwa yang di sesahnya ini adalah salah satu anak Dewa, Seperti Hercules di mana Dewa kawin dengan manusia dan melahirkan anak manusia.

Dan ketakuan  Pilatus itu bertambah karena sebelumnya istrinya mengirim pesan kepadanya, jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena dia aku sangat menderita dalam mimpi.

Maka Pilatus terus berusaha untuk membebaskan Yesus tetapi apa yang terjadi orang Yahudi mendapati kata kunci agar Pilatus bisa menyalibkan Yesus, maka mereka berseru : Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.

Waduh Piltaus mendengar perkataan itu, dia berpikir 1000 kali untuk membebaskan Yesus, karena bisa jadi mereka akan beritahu ada seorang raja yang memberontak, dan pada waktu kaisar mendengar ada seorang raja maka perkara tersebut akan di periksa dan jabatan Pilatus akan goyah. Maka akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus untuk di salibkan.

Jadi karena tidak mau ada masalah dan agar jabatannya tidak goyah maka Piltaus bersedia menyerahkan Yesus yang tidak bersalah untuk dihukum mati lewat salib.  

Karena untuk apa membela orang lain jikalau diri saya juga bisa bermsalah, itulah cara berpikir Pilatus yang tidak mau susah. Maka kalau ada orang Kristen seperti ini lebih baik tinggalkan kekeristenan, percuma saja jadi orang Kristen, karena tidak mau menyatakan dan membela kebenaran.

Kristus mengutus kita untuk membela dan menyatakan kebenaran karena kita sudah di berikan jaminan kerajaan surga, sehingga sehancur apapun hidup kita karena  membela kebenaran tidak ada artinya dengan kerajaan surga yang kita miliki. Maka pahamilah itu hai orang-orang Kristen.  

Perlu diingat juga, secara keseluruhan pengadilan yang tidak adil tersebut bukan akhir dari rencana Allah, tetapi akhir dari rencana Allah yaitu adanya keslamatan umat manusia melalui kematian Yesus. 

Dan inilah kemenangan Allah karena rencana Dia yang terbaik kepada anak-anakNya akan terjadi, dan tidak ada satu orangpun yang membatalkan rencanaNya termasuk Pilatus. Pilatus dan orang-orang Yahudi harus bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka tetapi mereka tidak bisa membatalkan rencana Allah.

Bukankah rencana Allah adalah rencana yang terbaik kepada kita. Roma 8:28 berkata Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (segala sesuatu = berarti hal yang baik atau tidak baik) untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Akan ada suatu kebaikan walaupun yang kita hadapi itu hal yang menyakitkan.

Maka kalau bapak, ibu mendapatkan perlakuan-perlakuan yang tidak adil di manapun teruslah bertahan dalam hidup yang benar karena tujuan akhir Allah adalah kebaikan, Yesus menghadapi pengadilan yang tidak benar karena Ia tahu tujuan akhir Allah adalah kebaikan bagi umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun