Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Dilema Keputusan Pilatus

14 April 2022   19:42 Diperbarui: 14 April 2022   19:46 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita melihat dalam Alkitab sepertinya kita menemukan Pilatus yang baik hati, berkuasa dan  ingin membebaskan Yesus, tetapi kalau di telusuri ternyata tidak, karena kebaikan dan kekuasaannya hanya di gunakan untuk mengamankan dirinya dan memuaskan banyak orang, pada waktu bertentangan dengan hal-hal itu maka tidak nampak kebaikan dan kekuasaan.

Padahal jelas kebaikan dan kekuasaan di pakai untuk menegakan kebenaran yang mencerminkan sifat Allah. Maka dalam hal ini Pilatus menggunakan kebaikan dan kekuasaan untuk kepentingan sendiri, dan hal ini sangat terlihat jelas dalam tindakan-tindakan dia.

Dalam  injil Yohanes pasal 18:38-19:16 sudah sangat jelas Pilatus menyatakan aku tidak menemukan kesalahan dalam diri orang ini (Yesus). Seharusnya dia melepaskan Yesus, tetapi orang Yahudi yang berkumpul di istananya itu sangat banyak, dan sangat gigih untuk meminta Pilatus menghukum Yesus sehingga Pilatus berpikir  supaya tidak ada yang protes, tidak ada  unjuk rasa, aman, maka ia mengatakan :

Saat ini kalian akan merayakan paskah maka biasanya aku akan membebaskan seorang tahanan. Maukah aku membebaskan Yesus, raja kalian ini? Maka jelas orang Yahudi tidak mau dan semuanya berteriak bukan Yesus tetapi Barabas.

Maka di sini kita melihat Pilatus ingin membebaskan Yesus, karena Yesus tidak bersalah  dan Pilatus mempunya kuasa akan hal itu tetapi karena keputusan yang benar itu berbenturan dengan mayoritas maka akhirnya keputusan tersebut batal.

Sayang sekali walaupun keputusan itu benar, tetapi berbenturan dengan keinginan banyak orang maka keputusan tersebut bisa batal. Kemudian ia berusaha untuk mengambil langkah kompromi, dengan memuaskan hati orang Yahudi dan juga membebaskan Yesus.

Maka Ia menyuruh orang menyesah Yesus juga mereka menaruhkan mahkota duri seperti seorang raja dan memakainkan jubah ungu yang bisa di pakai orang kaya/ raja dan mengolok-ngolok Dia. Pilatus sangat berharap apa yang di lakukan ini bisa memuaskan hati para pemimpin Yahudi dan setelah itu Yesus dilepaskannya karena tidak di temukan kesalahanNya.

Jelas ini penyiksaan yang tidak berprikemanusiaan, orang yang tidak bersalah harus di cambuk dengan sadis sudah begitu di hina di depan umum. Apakah hanya untuk memuaskan hati banyak orang harus memperlakukan seperti ini kepada orang yang tidak bersalah ? Seharusnya kan tidak.

Orang yang tidak bersalah di lepaskan jangan ada win-win solution. Saya berpikir seandainya Pilatus yang di kenakan seperti itu tentu dia akan protes, karena merasa tidak adil. Maka dia akan katakan ini bukan win-win solution tetapi tidak adil pada diriku.

Setelah menyesah Yesus maka Pilatus membawa Yesus keluar dan mengatakan hal yang sama aku tidak menemukan kesalahan apapun padaNya, dia sangat berharap orang Yahudi menerima pernyataan dia karena Yesus sudah di sesah sehingga bisa dibebaskan karena tidak bersalah tetapi ternyata orang Yahudia berteriak seperti paduan suara salibkan dia, salibkan dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun