Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istri Harus Menghormati Suami Dalam Alkitab

9 Maret 2022   15:53 Diperbarui: 9 Maret 2022   16:04 20452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pos-kupang.com-Tribun

Relasi dalam keluarga kristen akan berjalan dengan baik jika suami dan istri memainkan perannya dengan baik. Pada waktu suami dan istri tidak memainkan perannya dengan baik maka percecokan akan terus terjadi, jika percecokan itu tidak di atasi maka ia akan menjadi besar, kalau terus di biarkan maka bisa jadi berbahaya, padahal yang besar itu di mulai dari hal yang kecil yaitu tidak menjalankan perannya dengan baik.

Maka apa peran dari pada istri yang harus di kerjakan untuk bisa menjaga relasi dengan suaminya,  salah satu yang terpenting yaitu : "Harus menghormati Suaminya".

Alkitab mengatakan kepada kita dalam Efesus 5:22-23 "Hai istri tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat". Kalau kita melihat pengertian kata "tunduk" pada konteks ini, maka itu berarti " menghormati". Karena teks ini berbicara tentang apa yang di lakukan oleh istri dan apa yang di lakukan oleh suami.

Mengapa istri harus tunduk/menghormati suami ? karena di katakan suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Jadi karena suami adalah kepala maka istri harus tunduk/menghormati suami sampai kapanpun. Jadi walaupun suami itu dalam kondisi apapun juga, sehat atau sakit, pintar atau kurang pintar, gaji rendah atau tinggi bahkan tidak bekerjapun tetap istri harus menghormati suami, karena secara kedudukan suami adalah kepala. Dia tidak pernah turun kedudukan karena tidak memenuhi kewajibannya. Jadi penghormatan istri kepada suami bukan tergantung pada kondisi suami (kewajibannya) tetapi karena kedudukan/status suami sebagai kepala.

Yang perlu diingat istri itu sebagai penolong, maka kalau mendapatkan suami yang tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik maka istri menolong suaminya bukan tidak menghormati suaminya. Menolong suaminya agar bisa menjalankan fungsi/kewajibannya dengan baik. Kalau istri sudah tidak mau menolong suami, maka ia pun tidak akan menghormati suaminya. Kalau istri menghormati suaminya maka ia akan menolong suaminya.   Mungkin suaminya tidak mau mendengarkan apa yang dikatakannya tidak apa-apa tetapi ia tetap mau mendoakan suaminya agar bisa berubah, bukan semakin membenci dan tidak menghormatinya.

Saya berpikir ekstrim seperti ini : Seandainya ada suami yang selingkuh (mungkin  masalahnya stadium empat), kalau istrinya semakin membenci dan tidak menghormati dia maka masalahnya tidak akan terselesaikan. Tapi coba kalau istrinya terus mendoakan dia dan tetap menghormati dan menjalankan kewajiban, maka bisa berubah. Yang terjadikan istri tidak menghormati suami dalam kondisi demikian, karena tidak menghormati suami maka ia akan cari penghomatan dari wanita lain walaupun itu juga bersifat sementara.


Jadi Tuhan melihat salah satu yang menyebabkan rumah tangga itu bahagia/punya relasi yang baik kalau istri selalu tunduk/menghormati akan suaminya.  Nah kalau istri memandang rendah suaminya karena ia punya kemampuan yang lebih baik dari segi penghasilan, pengambilan keputusan, dan lain lain maka biduk rumah tangga itu tidak akan berjalan dengan baik, mungkin ada suami-suami yang mengijinkan hal itu tetapi ia tidak akan bahagia karena di pandang hina oleh istrinya, padahal kodrat dari suami ingin dihargai / dihormati.

Coba kalau istri dengan kata-kata dan sikap menghormati / menghargai suaminya apalagi di depan umum maka suaminya akan senang, puas karena itu adalah kodratnya, bahkan suami akan mencinta istrinya karena ia merasa dihargai oleh istrinya.

Saya juga pernah mendengar konflik suatu rumah tangga, dan setelah di konseling ternyata hanya masalah ekspetasi istri itu terlalu besar terhadap suaminya padahal suaminya mempunyai kemampuan yang terbatas yang tidak bisa di terimanya, sangat sayang. Karena suami-suami tentu mempunyai batasan tertentu dalam pandangan istri, walaupun menurut pandangan suaminya itu sudah maksimal.

Contohnya dalam satu keluarga istri mengatakan kepada suaminya, "papa ini orang yang kurang rajin/ terampil, coba lihat suaminya Tuti dia rajin dan terampil bisa melakukan banyak hal, padahal suaminya mengaku ia sudah maksimal seperti keinginan istrinya tetapi tetap saja dalam pandangan istri  kurang rajin/terampil. Bisa jadi juga dalam kehidupan rumah tangga keluarga pembaca ada yang seperti itu. Nah kalau suaminya tidak bisa menjangkau ekspetasi dari istrinya maka bisa jadi istrinya kurang menghormati suaminya. Tetapi kalau istri bisa menurunkan eskpetasinya/menerima dan menghormati suaminya dalam kondisi demikian maka mereka akan bahagia.

Makanya Tuhan berkata begitu jelas hai istri-istri tunduklah/hormatilah suamimu, karena Tuhan tahu ini sangat penting. Memang tunduk/menghormati ini bukan hanya di lakukan oleh istri tetapi suamipun juga karena dalam Efesus pasal 5 : 21 dikatakan : dan rendahkanlah (submit) dirimu seorang kepada yang lain (suami dan istri) di dalam takut akan Kristus, tetapi dalam bagian ini untuk istri mendapatkan penekanan yang lebih untuk menghormati karena suami itu adalah kepala. Kalau tugas ini di kerjakan dengan baik oleh seorang istri maka rumah tangga tersebut akan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun