Mohon tunggu...
Gema AisyiyahMasruri
Gema AisyiyahMasruri Mohon Tunggu... Alumni Mahasiswa

Penulis yang menyukai aroma hujan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

AI, Teman Berupa Mesin yang Bisa Menusukmu dari Belakang

14 Agustus 2023   14:29 Diperbarui: 16 Agustus 2023   00:15 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh AI. (Sumber: europarl.europa.eu)

Pada Juni 2023, AI dimanfaatkan oleh sejumlah 'oknum' tidak bertanggungjawab dalam melepaskan hasrat seksual mereka, dan yang lebih menyedihkan lagi adalah, mereka adalah para paedofil yang melepaskannya kepada anak-anak yang tidak berdosa. 

Para pelaku kejahatan ini memanfaatkan perangkat lunak yang mampu menghasilkan gambar yang digunakan dalam seni atau desain grafis. 

Perangkat lunak ini memungkinkan pengguna untuk mendeskripsikan, menggunakan perintah kata, dan gambar sesuai dengan keinginan mereka sampai program dari perangkat lunak akan membuat gambar tersebut. Hal itulah yang disalahgunakan para paedofil untuk membuat materi pelecehan seksual terhadap anak.

Penyalahgunaan gambar ini kemudian disebarkan melalui 3 proses, yaitu:

  • Paedofil membuat gambar menggunakan perangkat lunak AI,
  • Gambar yang dihasilkan kemudian dipromosikan di platform situs berbagai gambar,
  • Akun-akun yang ada di dalam situ akan memiliki tautan yang mengarahkan pelanggan ke gambar mereka dengan sistem berbayar untuk bisa melihat gambar eksplisit tersebut, contohnya Patreon.

Situs seperti Patreon, DevianArt dan sejenisnya, merupakan platform yang diciptakan untuk mempromosikan karya seni, serta mengapresiasi hal tersebut. 

Biasanya para artis akan mempromosikan gambar mereka melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, bahkan menunjukkan proses menghasilkan karya tersebut di Youtube.

Lalu mengarahkan para pengguna media sosial lainnya untuk mengunjungi tautan yang sudah mereka tulis menuju laman situs tersebut, agar bisa memberikan donasi atau membayar hasil karya mereka, sebagai bentuk penghargaan, apresiasi, atau jika ingin membeli karya tersebut.

Sayang sekali, para oknum tidak bertanggungjawab justru memanfaatkan situs tersebut sebagai tempat menyebarkan gambar eksplisit, dengan kemampuan AI pula. 

Berita ini menjadi pusat perbincangan ketika Pixiv, situs yang serupa dengan Patreon, yang berbasis di Jepang, menemukan tautan yang mencurigakan. 

Sebab Pixiv adalah situs yang sangat menekan dan melarang gambar, kartun seksual, dan gambar anak-anak untuk ditampilkan disana. Tetapi, para oknum justru menggunakan kata kunci tertentu untuk berbaur dan sulit ditemukan dalam waktu yang cukup lama.

Kasus serupa juga baru-baru ini terjadi di Indonesia. Sejumlah perempuan mengaku menjadi korban dari orang tak dikenal, yang memanfaatkan teknologi AI, yang mana wanita tersebut seolah tengah berfoto tidak senonoh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun