Kalimat yang aku tulis menjadi alih pembicaraan kami. Abang sedang merintis sebuah usaha. Baru tiga bulan abang diserahkan sebuah pabrik kecil dengan pekerja yang jumlahnya tak banyak. Pabrik itu ada di daerah Bogor jauh dari pemukiman penduduk. Abang sendiri masih menjabat juga menjadi manager pemasaran di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Pabrik itu masih anak cabang dari perusahan tempat abang bekerja di Jakarta. Direktur utama pabrik yang di Bogor dipecat dengan tidak hormat karena kasus keuangan. Abang diserahi tugas untuk menjabat. Seminggu jatah abang mengunjungi pabrik di Bogor tiga kali. Aku hapal sekali jadwal abang ke Bogor karena abang selalu mengabarkan padaku.
Pekerjaan abang yang aku yakin banyak menyita waktu tak pernah menghalangi abang untuk menyapaku. Setiap hari kata-kata manis selalu dihujani untukku.
Yang udah makan?
Yang lagi dimana nih?
Lagi nulis yah yang?
Kalau menelepon sih bisa dihitung dengan jari. Abang akan menelepon kalau jawabanku lama atau ada yang sangat penting mau abang tanyakan. Sebenarnya ga penting-penting amat hanya menanyakan bagaimana keadaanku atau ketika pesawat yang membawa abang ke luar kota atau ke luar negeri akan terbang. Perhatian yang demikian melambungkan hatiku.
Yang
Apa bang?
Lagi apa ayang?
Lagi WA dengan abang....
Hehehehehe