Mohon tunggu...
Seni Asiati
Seni Asiati Mohon Tunggu... Guru - Untuk direnungkan

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya menjadi kegiatan yang menghasilkan. Hasil yang paling utama adalah terus berliterasi menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan. Selain itu dengan menulis rekam sejarah pun dimulai, ada warisan yang dapat kita banggakan pada anak cucu kita nantinya. Ayo, terus torehkan tinta untuk dikenang dan beroleh nilai ibadah yang tak putus.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Purnama di Rumah Kayu

1 Juni 2020   21:51 Diperbarui: 6 Juni 2020   22:46 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimat yang aku tulis menjadi alih pembicaraan kami. Abang sedang merintis sebuah usaha. Baru tiga bulan abang diserahkan sebuah pabrik kecil dengan pekerja yang jumlahnya tak banyak. Pabrik itu ada di daerah Bogor jauh dari pemukiman penduduk. Abang sendiri masih menjabat juga menjadi manager pemasaran di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Pabrik itu masih anak cabang dari perusahan tempat abang bekerja di Jakarta. Direktur utama pabrik yang di Bogor dipecat dengan tidak hormat karena kasus keuangan. Abang diserahi tugas untuk menjabat. Seminggu jatah abang mengunjungi pabrik di Bogor tiga kali. Aku hapal sekali jadwal abang ke Bogor karena abang selalu mengabarkan padaku.

Pekerjaan abang yang aku yakin banyak menyita waktu tak pernah menghalangi abang untuk menyapaku. Setiap hari kata-kata manis selalu dihujani untukku.

Yang udah makan?

Yang lagi dimana nih?

Lagi nulis yah yang?

Kalau menelepon sih bisa dihitung dengan jari. Abang akan menelepon kalau jawabanku lama atau ada yang sangat penting mau abang tanyakan. Sebenarnya ga penting-penting amat hanya menanyakan bagaimana keadaanku atau ketika pesawat yang membawa abang ke luar kota atau ke luar negeri akan terbang. Perhatian yang demikian melambungkan hatiku.

Yang

Apa bang?

Lagi apa ayang?

Lagi WA dengan abang....

Hehehehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun