"Hehe, gapapa ini. Cepat, besar nanti". Santa berusaha menghibur meyakinkan kedua temannya agar tidak khawatir dengan kepalanya  yang benjol.
      "Tunggu bentar, ya." Ucap Sesil seraya bergegas berlari menuju dapur Santa, mengambil saputangan di kantongnya, menaruh nasi sekepal tangan kemudian mengikatnya.
      "Sini biar aku obati. Mamaku bilang, ini bisa mengurangi benjolan dan rasa nyeri. Aku tahu ini pasti sakit." Cetus Sesil sambil menekan-nekan nasi yang dibalut dengan saputangan miliknya ke kening Santa.
"Terima kasih, ya. Aku sayang kalian." Mata Santa berkaca-kaca dan kemudian memeluk Sesil dan Sere.