Mohon tunggu...
Mas Guru
Mas Guru Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang arsitek dari generasi penerus peradaban. Seorang pemimpin dari raksasa-raksasa besar bertubuh kecil. Seorang ayah yang belum beristri dari sekumpulan anak-anak yang lucu. Seorang yang sangat mencintai anak-anak. Dan saya adalah seorang guru di sebuah yayasan Islam di Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Apa Mengaji?!

30 Juni 2013   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:12 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kapan terakhir mengaji?

Saat penulis berstatus sebagi siswa sekolah dasar. Setiap sore anak-anak berangkat ke mushola untuk belajar mengaji. Meskipun karenanya mereka harus berjalan jauh ke kampung sebelah. Waktu terus bergulir, yang dahulu anak-anak kemudian tumbuh menjadi remaja. Yang dahulu semangat datang ke mushola lambat laun berguguran. Dunia remaja nampaknya lebih asyik dan menyenangkan. Jiwa-jiwa muda sudah tidak lagi tertarik untuk belajar Al Qur’an.

Saat masa remaja berakhir dan memasuki masa dewasa awal, penulis tersadar bahwa kemampuan membaca Al Qur’an masih sangat kurang. Alhamdulillah saat penulis memasuki dunia kerja disana penulis dituntut dapat membaca Al Qur’an dengan baik. Dari sana penulis belajar banyak cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar.

Kompasianers, ternyata membaca Al Qur’an dengan benar manfaatnya banyak lho. Kita akan merasakan nikmatnya membaca Al Qur’an. Selain itu Al Qur’an akan terdengar indah jika cara membacanya sesuai dengan tajwid. Coba kalau kita membacanya tanpa memperhatikan panjang pendeknya, ghunah, ikhfa dan hukum-hukum membaca lainnya. Pasti kurang enak di dengar.

Jika kompasianers memperlajari Al Qur’an, saya yakin kompasianers semakin menyadari bahwa Al Qur’an itu mukjizat dari Allah. Bagaimana bisa tahu? Diantaranya tercermin dari indahnya bahasa yang di gunakan dan mudahnya Al Qur’an di hafal. Tentunya bagi yang bersungguh-sungguh menghafal. Penulis sering kagum sama kawan-kawan yang rajin menghafal Al Qur’an. Mereka bisa hafal lafal sekaligus tajwid-tajwidnya. Ibaratnya mereka hafal tulisan beserta tanda bacanya. Rasanya tidak mungkin ada tulisan atau buku apapun yang mampu di hafal seperti Al Qur’an. Meskipun yang menghafal adalah penulisnya sendiri.

Bagaimana jika usia sudah mendekati senja tapi belum bisa membaca Al Qur’an dengan baik? Don’t worry. Jika punya niat yang kuat belajar Al Qur’an insya Allah bisa.Malah kita akan mendapat dua pahala, pahala belajar dan pahala membaca.

Mendekati bulan Ramadhan adalah saat yangsangat tepat untuk kembali membaca Al Qur’an. Mari kita bersama-sama menggaungkan kembali Al Qur’an di masjid dan di rumah kita masing-masing. Jangan sampai rumah kita seperti kuburan. Yaitu rumah yang di dalamnya tidak pernah dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an. “Selamat menanti Ramadhan mubarak”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun