Mohon tunggu...
Selvy Mey Ananta Putri
Selvy Mey Ananta Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membedah Perbedaan Format Kutipan APA, MLA, dan Chicago dalam Karya Tulis Ilmiah

16 Juli 2025   23:41 Diperbarui: 16 Juli 2025   23:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Menulis karya ilmiah bukan hanya soal menyampaikan ide. Lebih dari itu, penulis juga bertanggung jawab menunjukkan dari mana asal informasi yang digunakan. Itulah mengapa kutipan menjadi bagian penting dalam setiap tulisan akademik. Melalui kutipan, kita mengakui pemikiran orang lain yang telah membantu membentuk gagasan kita. Selain itu, kutipan juga menjaga kejujuran akademik dan membantu pembaca menelusuri sumber yang dirujuk. 

      Namun, menulis kutipan tidak bisa asal-asalan. Ada aturan baku yang harus diikuti, tergantung pada gaya penulisan yang digunakan. Di dunia akademik, tiga gaya kutipan yang paling umum adalah APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), dan Chicago Manual of Style. Ketiganya memiliki struktur dan cara penulisan yang berbeda, tergantung pada bidang ilmu dan jenis tulisan yang dibuat. Agar tidak bingung, mari kita pelajari bersama perbedaan ketiga format tersebut, lengkap dengan contoh nyata dan penjelasan yang mudah dipahami.

1. Format APA: Rapi, Ringkas, dan Mengutamakan Tahun

Jika kamu sedang menulis tugas atau artikel di bidang psikologi, pendidikan, atau ilmu sosial lainnya, kemungkinan besar kamu akan diminta menggunakan gaya APA. Gaya ini menekankan pada kejelasan waktu. Artinya, pembaca bisa langsung tahu kapan sumber yang dikutip diterbitkan. Ini sangat penting, terutama untuk bidang yang terus berkembang dan membutuhkan informasi terbaru.

Dalam gaya APA, kutipan ditulis menggunakan tanda kurung yang berisi nama belakang penulis, tahun terbit, dan nomor halaman jika kamu mengambil kutipan langsung. Jika kamu hanya merangkum ide penulis (tanpa menyalin kalimatnya secara langsung), kamu bisa menghilangkan nomor halaman.

Contoh kutipan langsung:

"Penggunaan referensi yang tepat akan meningkatkan kualitas karya ilmiah" (Arif, 2023, hlm. 45).

Contoh kutipan tidak langsung: 

Arif (2023) menjelaskan bahwa referensi yang tepat sangat penting dalam penulisan akademik.

Lalu, bagaimana menuliskan sumber ini di daftar pustaka?

Contoh penulisan daftar pustaka gaya APA:

Arif, M. (2023). Karya tulis ilmiah: Implementasi ChatGPT dan manajemen referensi menulis. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Ciri khas gaya APA terletak pada posisi tahun yang langsung ditulis setelah nama penulis. Judul buku hanya huruf kapital di awal, kecuali nama tempat dan nama khusus lainnya. Nama penerbit ditulis di bagian akhir. Semua sumber disusun berdasarkan abjad. Format ini sangat cocok untuk tulisan ilmiah berbasis data, seperti laporan penelitian atau artikel jurnal karena pembaca perlu tahu seberapa baru referensi yang digunakan.

2. Format MLA: Sederhana, Cocok untuk Sastra dan Humaniora

Berbeda dengan APA, format MLA biasanya digunakan untuk menulis di bidang sastra, bahasa, seni, dan sejarah. Gaya ini fokus pada halaman yang dikutip, bukan tahun terbit. Jadi, dalam gaya MLA, kamu tidak perlu mencantumkan tahun dalam kutipan.

Contoh kutipan langsung dalam teks:

"Bahasa adalah cerminan dari cara berpikir manusia" (Ana 77).

Contoh kutipan parafrase:

Ana menyampaikan bahwa cara berpikir seseorang tercermin dari pilihan kata dan struktur kalimat yang digunakan (77).

Dalam gaya MLA, kutipan langsung atau tidak langsung ditulis dalam tanda kurung. Yang ditampilkan hanya nama belakang penulis dan halaman sumber.

Lalu bagaimana di daftar pustaka?

Contoh penulisan daftar pustaka gaya MLA:

Ana, R. Dasar-dasar penulisan karya ilmiah. ISI Press, 2017.

Dalam gaya MLA, judul buku ditulis miring. Nama penerbit dan tahun terbit ditulis setelah judul, tanpa tanda kurung. Tidak ada titik setelah nama belakang penulis, dan semua elemen disusun rapi dalam satu kalimat.

Format ini sangat cocok untuk esai interpretatif, kritik sastra, atau tulisan lain yang menekankan analisis mendalam terhadap teks. Karena fokusnya bukan pada informasi mutakhir, tahun terbit tidak ditampilkan dalam kutipan.

3. Format Chicago: Fleksibel dan Cocok untuk Kajian Sejarah

Jika kamu menulis tentang sejarah, hukum, atau ingin membuat catatan kaki yang panjang dan informatif, maka gaya Chicago bisa menjadi pilihan. Gaya ini sangat fleksibel karena memiliki dua sistem: Notes and Bibliography dan Author-Date.

a. Notes and Bibliography

Sistem ini menggunakan catatan kaki atau catatan akhir untuk menampilkan informasi sumber. Cara ini sangat membantu jika kamu ingin memberikan penjelasan tambahan tanpa mengganggu isi utama tulisan.

Contoh kutipan dalam teks:

Siregar dan Harahap, Strategi dan teknik penulisan karya tulis ilmiah dan publikasi, hlm. 112.

Catatan seperti ini biasanya ditulis kecil di bagian bawah halaman atau di akhir tulisan.

Contoh daftar pustaka gaya Chicago:

Siregar, A. Z., dan N. Harahap. Strategi dan teknik penulisan karya tulis ilmiah dan publikasi. Deepublish, 2019.

Nama penulis ditulis lengkap, judul buku dicetak miring, lalu diikuti penerbit dan tahun. Format ini sangat mirip dengan MLA, tapi memungkinkan tambahan keterangan yang tidak ditulis dalam badan teks.

b. Author-Date

Gaya ini hampir sama seperti APA, yaitu menggunakan nama belakang penulis, tahun terbit, dan nomor halaman di dalam kurung. Bedanya, gaya ini lebih fleksibel dalam hal penempatan dan urutan elemen.

Contoh kutipan dalam teks:

(Siregar dan Harahap 2019, 112)

Gaya ini cocok untuk penulis yang ingin menggabungkan format APA dan gaya sejarah, tanpa terlalu banyak menggunakan catatan kaki.

Perbedaan yang Perlu Diingat

Agar lebih mudah membedakan ketiganya, berikut adalah cara mengingatnya dengan singkat melalui uraian:

  • APA: Nama -- Tahun -- Halaman. Digunakan untuk ilmu sosial, pendidikan, dan psikologi. Misalnya: (Arif, 2023, hlm. 45). Tahun sangat penting.
  • MLA: Nama -- Halaman. Cocok untuk sastra dan seni. Tahun tidak ditampilkan di kutipan. Misalnya: (Ana 77).
  • Chicago: Bisa berupa catatan kaki panjang atau format seperti APA. Cocok untuk sejarah, hukum, dan penulisan yang butuh ruang untuk menjelaskan konteks lebih dalam.

Dengan memahami pola kutipan di atas, kamu bisa dengan mudah memilih format yang paling sesuai untuk karya tulismu.

Mengapa Ini Penting untuk Dipahami?

      Memahami perbedaan format kutipan bukan hanya tentang mengikuti aturan, tapi juga menunjukkan integritas akademik. Kutipan yang benar menunjukkan bahwa kamu menghargai penulis lain dan serius dalam proses menulis. Lebih dari itu, kemampuan mengutip dengan baik mencerminkan kedalaman pemahamanmu terhadap topik yang dibahas. Menurut penelitian Irwan dan timnya (2022), mahasiswa yang mendapatkan pelatihan menulis kutipan berbasis aplikasi seperti Mendeley cenderung lebih rapi dan konsisten dalam menulis karya ilmiah. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2023) juga menekankan pentingnya kemampuan ini sebagai bagian dari literasi informasi di perguruan tinggi.

      Setiap format kutipan memiliki tujuan dan kekuatan masing-masing. APA menekankan kronologi dan sangat cocok untuk tulisan ilmiah yang berbasis data atau penelitian baru. MLA lebih fokus pada teks dan cocok untuk kajian sastra atau esai reflektif. Sementara Chicago memberi ruang untuk penjelasan tambahan dan sangat ideal untuk kajian sejarah atau tulisan yang lebih mendalam. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa memilih gaya kutipan yang paling tepat sesuai kebutuhan penulisanmu. Tidak ada gaya yang lebih baik dari yang lain, semuanya tergantung konteks dan tujuan penulisan. Yang terpenting adalah konsisten dalam menggunakan satu format, dan selalu mencantumkan sumber dengan benar. Kalau kamu sudah menguasai teknik ini, dijamin tulisanmu akan tampak lebih profesional, kredibel, dan dihargai di dunia akademik.

Sumber Referensi
Addina. (n.d.). Materi 5 gaya penulisan sitasi. Scribd. https://www.scribd.com/document/542918381/Materi-5-Gaya-Penulisan

Deepublish. (n.d.). Panduan penulisan Chicago style: Cara menulis daftar pustaka dan kutipan gaya Chicago. Penerbit Deepublish. https://penerbitdeepublish.com/daftar-pustaka-chicago-style/

Direktorat Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. (n.d.). Panduan gaya sitiran karya ilmiah. Universitas Gadjah Mada. https://lib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/44/2021/12/panduan_sitiran.pdf

Rahman, H. A., & Jumino. (n.d.). Analisis penulisan daftar pustaka dalam skripsi mahasiswa Prodi S-1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2012 dan 2013. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 5(3). https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/download/26802/23653

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. (2023). Bab IV: Penulisan kutipan yang berasal dari berbagai sumber [PDF]. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
https://Imsspada.kemdiktisaintek .go.id/mod/resource/view.php?id= 124068

Irwan, I., Suarti, S., Sumantri, S., Agus, J., & Muammar, M. (2022). Pelatihan pengutipan karya tulis ilmiah mahasiswa berbasis Mendeley. Jurnal Abdidas, 3(3), 479-487.
http://abdidas.org/index.php /abdidas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun