Mata Pencarian Juga Hilang!
28 April 2019, menjadi awal dari hilanya desaku, Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Banjir lumpur itu terjadi Minggu malam sekitar pukul 21.00 Wita.
Kala itu sudara gemuruh tba tiba dating mengagetkan warga desa, dari atas pegunungan turun lumpur bercampur material menyapu pemukiman penduduk dan seisinya.
Penduduk desa berhamburan meninggalkan desa, sementara para laki-laki tetap bertahan di atap rumah dan sebagian juga ada yang tertimbun lumpur setinggi dua sampai empat meter dan bahkan sampai atap rumah.
Sampai pagi sejumlah warga terjebak di atap dan bubungan rumah karena tidak sempat menyelamatkan diri, sementara yang sempat menyelamatkan diri lari dari rumah ke desa tetangga.
Keosokan harinya, tim penyelamat dan pihak tekait mulai melakukan evakuasi kepada warga yang termasuk keluarga saya yang terdampak banjir.
Sementara itu tidak ada barang yang bisa diselamatkan, rumah rumah rusak dan harta-harta hilang, bahkan termasuk perkebunan dan persawahan warga puluhan ribu hectar tidak bisa digarap lagi.
Ribuan warga Desa Bangga akhirnya direlokasi ke pegunungan yang leboh aman, misir, kondisi ini terjadi di seluruh desa, tidak tidak bisa sama sekali warga kembali tinggal di Desa Bangga karena tertutup lumpur.
Pemerintah merelokasi besar-besaran di bukit atau pegunungan yang aman, sementara pemerintah memasang Tanggung besar di Sungai Sore tempat mengalirnya material lumpur, pasir dan kayu balok ratusan ton kubik.
Kami kehilangan pekerjaan, kami juga kehilangan mata pencarian akibat banjir lumpur dan pasir ini. Kami tidak bisa mengelolah lahan kami lagi.
Salam dari desa. *