Mohon tunggu...
Selviana
Selviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

setiap pengalaman membuat tumbuh. menerima ilmu baru merupakan hal yang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asesment, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Tujuan Pembelajaran Dan Capaian Pembelajaran

21 September 2023   08:26 Diperbarui: 21 September 2023   08:32 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

asesmen, pengukuran, penilian, evaluasi, tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran

Asesmen merupakan suatu proses mempertimbangkan setiap informasi terkait individu maupun situasi terkini guna dilakukan penilaian. Assessment merupakan bagian dari proses penilaian atas individu atau situasi yang bisa merefleksikan berhasil tidaknya dalam mencapai suatu tujuan. Assessment dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu atau nilai atas situasi maupun individu. Sebab dari proses inilah bisa dilakukan evaluasi atas berbagai kekurangan atau kelemahan yang ada. Selain itu, dengan adanya assessment Anda bisa dengan mudah mengidentifikasi setiap indikator kompetensi yang telah berhasil Anda capai atau wujudkan.

Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan di mana nilai numerik suatu besaran fisis atau sifat suatu benda atau fenomena tertentu ditentukan atau diperoleh. Tujuan utama pengukuran adalah untuk memperoleh informasi yang obyektif dan terukur mengenai kuantitas atau kualitas suatu objek atau fenomena yang diamati. Tujuan utama pengukuran adalah untuk memperoleh nilai numerik yang dapat digunakan untuk membandingkan, mendeskripsikan, dan memahami sifat-sifat suatu benda atau fenomena. Pengukuran dapat dilakukan di berbagai bidang, termasuk fisika, kimia, biologi, teknik, dan banyak lainnya. Dalam sains, pengukuran digunakan untuk mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan memverifikasi temuan penelitian.

Dalam pembelajaran, penilaian merupakan suatu metode yang digunakan guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga bidang ini tidak dapat dibedakan secara jelas satu sama lain. Apapun subjeknya, selalu mencakup ketiga bidang ini, namun penekanannya berbeda. Penilaian dapat didefinisikan sebagai bagian penilaian yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam bentuk kualitatif apa pun yang menjadi dasar penilaian mengenai tingkat pengetahuan siswa secara umum. Secara sederhana evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengukuran yang memberikan informasi tentang karakteristik siswa menurut kaidah-kaidah tertentu.

Evaluasi merupakan suatu prosedur yang dirancang untuk mengukur, mengevaluasi dan menentukan keberhasilan suatu program. Evaluasi adalah cara terbaik untuk menguji efisiensi dan produktivitas. Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris "evaluation" yang berarti penilaian atau penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI) evaluasi juga mempunyai arti yang sama yaitu penilaian. Evaluasi merupakan hal yang lumrah dalam sebuah organisasi. Dengan adanya evaluasi diharapkan semuanya berjalan sesuai rencana awal. Sehingga adanya kegiatan penilaian ini tentunya tidak sia-sia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami tujuan evaluasi, fungsi dan tahapannya.

Pengembangan tujuan pembelajaran menjadi penting karena menjadi pedoman pemilihan bahan ajar, strategi, model, metode dan media yang digunakan dalam pengajaran. Tujuan pembelajaran yang baik mengacu pada rumus ABCD yaitu (Penonton, Perilaku, Kesesuaian dan Nilai). Unsur inti tujuan pembelajaran ABCD diartikulasikan dalam bentuk perilaku kompetensi yang spesifik, nyata dan terukur. 4 Elemen kunci tujuan pembelajaran

Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap merupakan hal yang sangat krusial bagi para pendidik agar bisa memberi petunjuk dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut Guraru jelaskan mengenai 4 unsur pokok tujuan pembelajaran.

  1. Audience (peserta)
    Salah satu unsur pokok tujuan pembelajaran adalah Audience yang merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Audience dalam tujuan pembelajaran adalah para peserta didik.Dalam pembelajaran harus dijelaskan siapa siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Keterangan mengenai siswa yang akan menjadi kelompok sasaran pembelajaran diusahakan harus spesifik agar tujuan pembelajaran berjalan dengan optimal.
  2. Behavior (perilaku)
    Tujuan pembelajaran berikutnya adalah Behavior, merupakan perilaku yang diharapkan pada siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagian penting dalam merumuskan perilaku ini adalah kalimat aktif transitif. Kalimat aktif transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek setelah kata kerja tersebut. Contoh kata kerja tersebut seperti menyebutkan, menganalisis, menyusun, dll.Unsur Behavior sangat penting dalam tujuan pembelajaran karena tanpa perilaku yang jelas, unsur yang lain menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, tanpa adanya perilaku atau aktivitas dari peserta didik maka pembelajaran tidak dapat dilakukan.
  3. Condition (kondisi)
    Dalam tujuan pembelajaran, Condition merupakan keadaan peserta didik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran. Selain itu, Condition juga termasuk persyaratan yang harus dipenuhi agar perilaku peserta didik dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perumusan Condition ditulis dalam bentuk kata kerja yang mencakup aktivitas siswa untuk mencapai suatu perubahan perilaku sesuai tujuan pembelajaran
  4. Degree (tingkatan)
    Degree merupakan batas minimal tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Tingkatan dalam unsur ini bergantung pada bobot materi yang akan disajikan dan menilai sejauh mana penguasaan siswa dalam memahami materi ajar serta menunjukan suatu tingkah laku. Siswa dengan nilai di bawah batas minimum akan dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran sehingga guru harus mengadakan evaluasi untuk menangani hal ini.

Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan berpikir dari rendah ke tinggi. Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh psikolog pendidikan terkenal Amerika Benjamin Bloom. Perubahan hanya dilakukan pada area kognitif dengan verba operasional (KKO)

Berikut ini perbandingan taksonomi bloom dan revisinya pada ranah kognitif:

Taksonomi Bloom

Revisi Taksonomi Bloom

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun