Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernikahan Usia Dini, Jangan Sampai Terjadi

9 Juli 2021   23:09 Diperbarui: 9 Juli 2021   23:55 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lifestyle.kompas.com

Pendidikan memiliki peranan penting dalam mencegah perkawinan dini. Pendidikan yang lebih tinggi membuka peluang untuk dapat mengejar cita-cita dahulu sebelum menikah. 

4. Faktor Budaya

Pernikahan dini biasanya lebih banyak terjadi pada anak perempuan dan tinggal di pedesaan. Saat ada anak perempuan yang sudah lulus SMA dan tidak segera menikah, selalu saja dipergunjingkan. Sebutan "Perawan Kasep" bagi anak perempuan menjadi pantangan bagi keluarga yang memiliki anak perempuan.

Ada pula sebagian masyarakat yang merasa bangga jika anaknya telah dinikahkan. Anak tersebut sudah dianggap dewasa dan dapat mandiri. 

Apa pun alasannya, pernikahan usia dini tidak dibenarkan. Bagi perempuan yang mengalami pernikahan dan kehamilan saat usia dini dapat membahayakan nyawa bayi dan ibunya. Bisa saja mental ibu dan kesiapan hormon dalam tubuh belum terbentuk sempurna atau kuat. 

Akbibat dari pernikahan dini antara lain:
1. Kehilangan masa muda

Masa muda bisa saja masa sekolah dan masa meniti karier. Potensi, bakat, dan minat yang dimiliki tidak dapat maksimal. Bahkan tak jarang ada remaja yang putus sekolah karena pernikahan usia dini. 

2. Risiko kehamilan meningkat

Kurangnya pemahaman terhadap perawatan kehamilan di usia muda dapat membahayakan kehamilan. Pada remaja yang hamil juga sering terjadi anemia dan preeklamsia yang memengaruhi perkembangan janin. Bayi bisa mengalami gangguan tumbuh kembang atau gangguan sejak lahir. 

3. Risiko perceraian di usia perkawinan muda

Adanya rasa tidak puas menikmati masa muda dan melihat dunia luar nampak lebih menarik dapat menjadi pemicu perceraian. Masa muda untuk bermain dengan teman terpaksa dihabiskan bersama keluarga. Giliran berkeluarga, inginnya masih jalan-jalan dan melihat pemandangan lain.

4. Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun