Temanggung saat memulai musim tanam tembakau dengan mengadakan doa bersama Merti Bhumi Phala atau lebih dikenal dengan sebutan Selametan Wiwit Mbako. Merti Bhumi Phala sendiri adalah upacara adat tahunan dengan menggelar doa dan permohonan bersama.
Sudah menjadi tradisi bagi petaniMerti Bhumi Phala dilaksanakan dengan harapan agar kelak disaat memulai menanam hingga nanti tidak menemui kesulitan berarti dan kelak saat panen bisa berlimpah dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan para petani dan juga pelaku bisnis tembakau di Temanggung.
Entah itu dalam wilayah se-dusun hingga se-kecamatan, lalu mereka melaksanakan doa bersama dengan berkumpul pada satu tempat semisal di balai desa, dengan menyajikan tumpeng dan ingkung (1 ekor ayam yang dimasak utuh). Setelah acara doa diakhiri dengan makan bersama atau sering disebut Kembul Bujono.Â
Kearifan lokal yang sudah mengakar sejak zaman dahulu, kini sesuai instruksi Bapak Bupati Temanggung Bapak H. Muhammad Al Khadziq dilaksanakan serentak pada tanggal 27 April 2019 di Alun-alun Temanggung mulai pukul 07:00 WIB. Merti Bhumi Phala kali ini diikuti oleh semua warga Temanggung, bukan hanya petani tembakau saja.
Acara dimulai dengan parade pawai Bapak Bupati dan Wakil Bupati beserta jajarannya, para petani tembakau, pelajar dari beberapa sekolah dan juga tokoh masyarakat. Arak-arakan yang membawa tak kurang dari 2000 tumpeng dan ingkung, dimulai dari kantor Setda Pemerinta Kabupaten Temanggung menuju Alun-alun.
Sesampai di Alun-alun dilanjutkan dengan doa oleh KH Khaidar Muhaimin Gunardo, Pengasuh Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan, Temanggung Jawa Tengah. Lalu  sambutan Bupati dan juga Wakil Bupati dilanjutkan Tausiyah oleh Kyai Haji Drs. Hasyim Effendi Bupati Temanggung tahun 2008-2013. Yang merupakan Kyai kharismatik yang dipunyai Temanggung.