Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

KAI Commuter Solusi Bepergian bagi Pendatang Baru di Area Jabodetabek

6 September 2023   13:48 Diperbarui: 6 September 2023   13:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/Percobaan_205-10_dengan_Livery_KAI_Commuter_terbaru_Tahun_2020.jpg/1200px-Percobaan_205-10_d

Hal utama yang membuat saya enggan untuk melakukan perjalanan ke Jakarta adalah karena kemacetannya yang tinggi. Ditambah lagi dengan kepadatan penduduk pada transportasi umum yang beroperasi di jalan utama dalam kota. Hambatan tersebut dapat terminimalisir dengan kehadian Commuter Line Kereta Api Indonesia yang mudah diakses dan mempercepat waktu perjalanan anti macet. 

"Ga kaget sih dengan macetnya Jakarta, cuman ga tahan aja", gumam saya setiap kali ditanyakan mengapa tidak mau ke Jakarta. Beruntung dengan kehadiran transportasi ramah kantong dan mempersingkat waktu dari KAI Commuter menjadi solusi atas keluhan saya tersebut. 

KAI Commuter yang sering saya akses adalah dari stasiun .... Menuju ke perhentian akhir di Bojong gede. Bagi saya yang tidak terlalu nyaman tinggal di lingkungan perkotaan, biasanya saya memilih untuk menghabiskan waktu disana. Stasiun yang saya gunakan berlokasi di depok namanya Stasiun Pondok Cina. Jaraknya tidak jauh dari shuttle off Bandung-Depok. Hanya perlu jalan kaki kira-kira 10 menit menuju Detos dan jarak stasiunnya tidak jauh dari Detos (melewati area belakang Detos).

Pertama kali saya menggunakan Commuter kira-kira awal tahun lalu. Sebelumnya saya sering bepergian menggunakan Kereta Api saja. Sedangkan di Bandung, kereta api lokal yang telah berganti nama menjadi KAI Commuter tidak tersentuh karena bukan prioritas saya yang tinggal di dalam pusat kota. 

Pengalaman menggunakan KAI Commuter di daerah Jabodetabek adalah pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Karena selain efektif menghindari macet dan efisiensi waktu, juga mematok harga ekonomis untuk semua kalangan. Tidak hanya itu saja, saya juga merasa nyaman menggunakan KAI Commuter karena kebersihannya yang terjaga serta fasilitas yang tercukupi. Tidak perlu membahas tentang posisi dempet-dempetan karena memang sudah menjadi salah satu resikonya menggunakan transportasi umum. Oleh sebabnya, jika ingin mendapat tempat duduk maka harus bisa bangun pagi sekali hehehe. 

Resiko lain yang saya pikir bisa dialami oleh pendatang baru adalah mengantuk. Dari sudut pandang saya pribadi, bahayanya mengantuk dalam transportasi umum selain terancam keamanan dari tindakan kejahatan adalah terlewat stasiun. Jika terlewat stasiun atau terlambat naik saja maka sudah membuang-buang waktu khususnya bagi kompasianer yang terburu-buru. Solusi yang dapat saya berikan adalah ketahui terlebih dahulu berapa waktu tempuh dari stasiun awal menuju stasiun perhentian, sehingga kompasianer dapat bersiap-siap jika sudah mendekat waktu pemberhentian.

Selain resiko, ada baiknya perlu juga saya membahas tentang sistem KAI Commuter supaya dapat memberikan pertimbangan yang adil. Pertama, sebelum masuk ke dalam are stasiun anda perlu memiliki kartu KAI Commuter. Bagi pemula, anda bisa membeli kartu sekaligus top up saldo di konter yang tersedia. Biaya kartu yaitu Rp 30.000  sudah termasuk saldo Rp 10.000. Setelah itu, anda dipersilahkan masuk dengan cara tap kartu KAI Commuter pada gerbang pintu akses masuk. Kemudian, anda tinggal menunggu sampai KAI Commuter anda tiba. Hal yang saya sukai adalah jadwal kedatangan dan keberangkatan yang sudah sangat tepat terjadwal. Kemudahan-kemudahan yang disediakan oleh layanan KAI Commuter, mulai dari sistem yang diterapkan sejak pertama masuk hingga keluar di stasiun tujuan tidaklah rumit.  

Sepengetahuan saya, pembayaran KAI Commuter juga bisa dilakukan melalui payment card elektronik lainnya yang dikeluarkan oleh Bank resmi dan tentunya QRcode, sehingga lebih mempermudah para pengguna.   Satu-satunya culture shock yang saya alami saat pertama kali menggunakan KAI Commuter adalah lari terburu-buru sambil berdesak-desakan dengan penumpang lainnya untuk memasuki Commuter. Waktu itu saya pernah tertinggal dan terpaksa menunggu Commuter selanjutnya kurang lebih 10 menit. Akhir kata, harapan saya semoga KAI Commuter dapat diperluas jangkauan dan perannya sebagai alat transportasi umum yang beroperasi lebih menyeluruh di berbagai pelosok area perkotaan. Besar harapan saya KAI Commuter dapat menjadi transportas utama yang efektif mengurangi kemacetan dan tentunya polusi udara. Sekian. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun