Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebutuhan Disabilitas, Lebih Memahami Setelah Mengalami

9 Desember 2021   15:16 Diperbarui: 12 Desember 2021   09:37 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saat anak bungsu saya harus menggunakan kursi roda ke sekolah | Dokumentasi pribadi

Ah mungkinkah dibuat tidak melandai supaya para pemotor tidak naik ke trotoar? Ah kalau masalah ini, saya kurang paham tapi memang dulu ada beberapa pengendara motor yang naik melewati trotoar yang diperuntukkan khusus pejalan kaki. 

Di sisi lain, tulisan Ibu Sri Rohmatiah juga mengingatkan saya tentang pengalaman mendampingi anak bungsu saya yang mengalami patah tulang pada bagian paha dan harus menggunakan kursi roda untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari. 

Sekitar sebulan setelah operasi, anak saya akhirnya diperbolehkan masuk sekolah, tentu dengan sederet pesan dari sang dokter bedah tulang, mengingat tulangnya masih belum nyambung dan baru saja dipasang pen. Saat itu kelasnya berada di lantai 3, dan hanya tersedia fasilitas tangga.

Menyadari kondisi anak saya, guru menyarankan anak saya untuk belajar di lantai 1 saja, di perpustakaan, nanti guru yang akan datang dan anak saya tak perlu masuk ke kelasnya di lantai 3. Tapi anak saya tidak mau, dia tetap ingin belajar bersama teman-temannya. 

Akhirnya anak saya naik ke lantai 3 sambil ngesot dengan cara bertumpu pada tangannya untuk bisa mengangkat badannya, lalu menyeret kaki yang patah. 

Dua tiga anak tangga dia akan berhenti sebentar, lalu ngesot lagi sampai akhirnya bisa mencapai lantai 3. Semangatnya untuk sembuh, mandiri dan berkumpul dengan teman-temannya sangat tinggi.

Dengan kondisi tulang yang masih patah, si bungsu sekolah dengan ditunggu oleh asisten rumah tangga kami bergantian dengan saya. 

Kami menunggu di sekolah untuk membantu si bungsu saat perlu ke kamar kecil. Saat itu saya menyiapkan dua kursi roda, satu kursi roda lengkap dengan meja untuk ditaruh di kelas, dan satu di mobil untuk aktivitas si bungsu, saat turun dari mobil menuju tangga sekolah. 

Oya, namanya anak kecil, kadang ada rasa bosan bila hanya di rumah saja. Suatu saat dia minta ke toko buku yang ada di mall dekat rumah. 

Saat mau berangkat, saya sempat kebingungan bagaimana cara membawa kursi roda sampai ke lantai 3 tempat toko buku itu berada, mengingat di mall tersebut tidak tersedia lift, hanya ada eskalator. 

Saya bilang ke anak saya, bagaimana naik eskalatornya? Si bungsu bilang bahwa dia bisa meloncat berdiri di eskalator, lalu saya membawa kursi roda dalam kondisi terlipat supaya lebih mudah. Akhirnya kami bertiga; saya dan dua anak saya memutuskan berangkat ke toko buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun