Sebagai anak seorang petani yang lahir dan tumbuh di desa, saya sangat mencintai dunia pertanaman. Saya masih ingat saat masih kecil, satu hal yang paling menyenangkan adalah berjalan-jalan di pematang sawah, sambil melihat sekeliling dipenuhi hamparan padi yang menghijau.Â
Ketika musim panen tiba, hamparan padi itu akan berubah warna menjadi kuning keemasan dengan bulir-bulirnya yang penuh berisi.Â
Bila sore tiba, saya dan kakak saya akan berjalan-jalan ke pematang sawah mencari buah ceplukan. Rasanya manis dan enak sekali. Semua itu menjadi kenangan indah hingga hari ini.
Kini saya tinggal di Jakarta, di sebuah perumahan yang cukup padat. Untuk menyalurkan hobi menanam, saya menanam pobon bunga di dalam pot.Â
Pandemi dan Strawberry
Nah, sejak awal pandemi saya mempunyai lebih banyak waktu luang di rumah dan saat itu saya ikut bergabung dalam group urbanfarming. Tiba-tiba saya ingin menanam buah strawberry. Tapi jujur sempat ragu juga, apakah strawberry bisa tumbuh di Jakarta yang panas? Mengingat strawberry adalah tanaman yang hidup di dataran tinggi yang berhawa dingin.
Akhirnya saya membuka-buka internet dan membaca tulisan-tulisan yang ada. Saya juga mulai melihat-lihat harga bibit strawberry di marketplace yang bisa dibeli secara online. Kebanyakan lokasi kebunnya berada di Malang, Bogor dan Bandung. Hehehe semuanya berhawa dingin.
Namun karena keinginan menanam strawberry begitu kuat, akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Gagal tidak apa-apa, yang penting saya sudah berani mencoba dan berusaha. Oya, di akhir tulisan ini saya menyertakan video tanaman strawberry yang tumbuh di rumah saya.Â
Pada akhirnya saya mulai membeli bibit strawberry dari seller yang mempunyai bintang 5 (yang review-nya bagus) dan tentu saja yang harga bibitnya tidak terlalu mahal, supaya kalau nanti -misal- mati tidak terlalu gelo (sedih/kecewa).
Dan petualangan kecil pun dimulai. Setelah beberapa waktu, tanaman strawberry itu mulai berbunga dan berbuah, tentu saja saya senang sekali.
Nah, di sini saya ingin berbagi tips atau pengalaman saya dalam menanam strawberry. Ternyata menanam strawberry di Jakarta tidak terlalu rumit, tapi memang buah yang dihasilkan tidak sebesar buah yang tumbuh di dataran tinggi. Untuk pemupukan, saya menggunakan vit B1 atau air cucian beras.
Baiklah, berikut ini adalah beberapa tips menanam strawberry di Jakarta menurut pengalaman saya. Selamat menyimak!
1. Pilih penjual yang terpercayaÂ

Syukurlah seller yang saya pilih komunikatif dan baik sekali. Bahkan saya dipandu dan diberi tutorial tahap-tahap menanam strawberry dalam pot dan tetap memantau perkembangan strawberry saya hingga saat ini.Â
Oya, seller juga memberitahu saya bahwa ada beberapa jenis tanaman strawberry yang relatif lebih mudah beradaptasi di daerah panas.
Awalnya saya sempat ragu, apakah tanaman yang dikirim dari Malang masih segar begitu sampai Jakarta. Ternyata setelah saya buka, tanaman strawberry masih cukup segar.Â
Tiap tanaman, bagian akar diberi tanah dan dibungkus dengan plastik berlapis. Setiap tanaman juga dibungkus dengan kertas koran sebelum dimasukkan ke dalam kardus tebal.
2. Perawatan yang harus dilakukan saat kiriman baru datang

Nah yang tidak kalah penting adalah proses adaptasi. Strawberry adalah tumbuhan dataran tinggi yang berhawa dingin. Perlu proses adaptasi dengan lingkungan baru di Jakarta yang berhawa panas.
Jadi untuk sementara, tanaman ditaruh di tempat yang berhawa dingin, bisa ditaruh di area kamar mandi atau ruangan ber-AC, atau di mana saja, asal dingin dan tidak terkena cahaya matahari langsung.
Selama 7 hari tanaman juga tidak boleh terkena air hujan secara langsung.
3. Persiapan media tanam dalam pot

Campuran itu didiamkan dulu beberapa hari sebelum digunakan. Oya, bagi yang belum tahu, cocopeat adalah media tanam yang berasal dari olahan sabut kelapa, yang berfungsi antara lain untuk menjaga kelembaban media tanam.
Selama masa adaptasi, perlu diperhatikan media tanam jangan sampai kering atau terlalu basah, cukup lembab saja. Cara mengetahuinya adalah saat dipegang media tanam terasa lembab, tapi saat diperas tidak ada air yang terasa di jari kita.
4. Taruh di tempat yang cukup angin dan tidak terkena cahaya matahari secara langsungÂ

Bila hujan cukup deras, sepertinya area ini tampias dan terkena titik-titik air hujan yang terbawa oleh angin. Â
Sebenarnya cahaya matahari bagus untuk pertumbuhan strawberry. Untuk wilayah Jakarta disarankan cahaya matahari sebelum jam 9 pagi.
Bila sempat, pot-pot itu saya pindah ke lokasi yang terkena cahaya pagi.
5. Perawatan saat muncul bunga dan buah

Oya, saya tidak memberikan perlakuan khusus untuk tamanan strawberry yang sedang berbunga, hanya menjaga kelembaban tanah jangan sampai terlalu basah atau kering. Bila terlalu basah, tanaman akan busuk dan mati. Begitu juga bila terlalu kering, tanaman akan mengering dan mati.

Makin lama buah akan makin membesar dan berubah warna menjadi kemerahan dan merah sempurna seiring waktu. Bila buah sudah matang sempurna, bisa dipetik dan dikonsumsi.Â

Demikian pengalaman saya menanam strawberry di Jakarta, mohon maaf bila ada yang salah, karena saya masih awam dan masih belajar.
Saya akan berterima kasih dan bersyukur bila ada Pembaca yang mempunyai pengalaman menanam strawberry, dan berkenan berbagi dengan saya. Terima kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat.Â
Jakarta, 23 Juli 2021
Seliara
Berikut ini adalah video tanaman strawberry di rumah saya, hehehe mohon maaf, videonya masih amatir :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI