Rara tak ingin kehilangan kesempatan itu lagi, pasti ada sesuatu yang bisa dilakukannya untuk membantu bocah itu.
Percakapan pun berlanjut. Bocah itu bernama Nada, seorang yatim. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci.
Rara dan ibunya tinggal di rumah petak tak jauh dari rumah Rara. Sore itu, ditemani hujan rintik-rintik, Rara menyempatkan datang ke rumah Nada, berkenalan dengan ibu Nada serta menitipkan sebuah amplop berwarna putih untuk Nada.
Sebuah senja dalam rinai gerimis, amplop putih itu akhirnya "menemukan tuannya".
Rara berdoa semoga amplop-amplop putih itu bisa mensucikan hartanya, memberikan keberkahan, ketenteraman, memperingan hisabnya di yaumil akhir kelak serta bermanfaat bagi penerimanya.
Masih terngiang ucapan seorang ustadz dalam sebuah kajian yang sering diikutinya, harta yang kita miliki juga perlu disucikan, dengan jalan mengeluarkan zakat, memberi sedekah dan tidak mencampurkan harta yang halal dengan yang haram.
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan (yaitu membersihkan dari kekikiran dan cinta berlebihan terhadap harta) dan mensucikan (yaitu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati dan memperkembangkan harta) mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS At Taubah ayat 103)
Zakat merupakan “sedekah wajib” yang harus dikeluarkan dari keseluruhan harta dengan adanya syarat dan perhitungan jumlah tertentu.
Harta yang tak dikeluarkan zakatnya ibarat rumah yang tak dibersihkan. Banyak debu, kotoran, juga kuman yang pada akhirnya bisa membawa penyakit pada para penghuni rumah.
Cara lain untuk membersihkan harta adalah dengan memberikan sedekah pada karib kerabat, anak yatim yang masih ada hubungan kekerabatan, tetangga, dan orang-orang yang menyimpan keutamaan jika kita bersedekah untuk mereka.
Sesungguhnya sedekah bisa membersihkan harta dan jiwa dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!