Semarang, 15 Juni 2025. Opini  adalah cara pandang manusia terhadap situasi dalam lingkungan sosialnya yang kemudian disebut sebagai opini atau pendapat. Dan media memiliki peran besar dalam mempengaruhi persepsi publik tentang peristiwa yang dianggapnya penting. Beberapa alat yang bisa digunakan untuk menumbuhkan opini publik yaitu Pers, Organisasi Politik, dan Organisasi non politik.
Pers
Pers merupakan institusi sosial sekaligus sarana komunikasi massa yang menjalankan aktivitas jurnalistik, yang mencakup proses pencarian, perolehan, kepemilikan, penyimpanan, pengolahan, hingga penyampaian informasi dalam beragam format. Contoh peran pers dalam menumbuhkan opini publik, ada pada Pemberitaan Tempo dengan judul artikel "Benarkah Jabatan Wakil Presiden Cuma Ban Serep Presiden". Tempo membentuk dan menumbuhkan opini publik dalam artikel tersebut melalui pendekatan persuasif, yakni dengan menyentuh aspek psikologis pembaca secara halus melalui komunikasi informatif yang kaya data dan otoritas keilmuan. Artikel tersebut tidak serta-merta menyalahkan atau menggiring opini secara kasar, melainkan menghadirkan pandangan para pakar hukum tata negara yang menjelaskan secara sistematis keterbatasan kewenangan wapres berdasarkan konstitusi. Melalui kutipan-kutipan dari akademisi dan ahli hukum, Tempo menyusun narasi yang kuat namun tetap terasa objektif. Istilah metaforis seperti "ban serep" digunakan untuk menggugah perhatian dan kesadaran pembaca, namun tetap dijabarkan dengan dukungan hukum yang logis (seperti Pasal 4 dan 8 UUD 1945), sehingga tidak bersifat provokatif, tetapi justru mengajak berpikir kritis.
Organisasi Politik
Organisasi politik merupakan sekelompok individu yang bertujuan untuk memengaruhi atau mengarahkan kebijakan pemerintahan, baik melalui jalur resmi seperti partai politik maupun lewat cara non-formal seperti gerakan sosial, kelompok kepentingan, atau komunitas yang berbasis ideologi tertentu.Â
peran organisasi politik dalam membangun opini publik, bisa dilihat pada kalimat Anies Baswedan dalam kampanye akbar di Jakarta International Stadium (JIS) pada 10 Februari 2024, yakni "Kalau hati dan raga sudah bergerak, maka semua bisa dilalui," merupakan bentuk ajakan yang sangat persuasif karena menyentuh sisi emosional dan keyakinan kolektif masyarakat. Pernyataan ini membangkitkan semangat perjuangan, menanamkan rasa optimisme, serta memberi kesan bahwa perubahan besar dimulai dari tekad dan kesatuan gerak. Secara retoris, kalimat ini memanfaatkan pendekatan pathos (emosi), yang efektif untuk membangun kedekatan emosional antara tokoh politik dan para pendukungnya. Melalui bahasa yang sederhana namun kuat, Anies tidak hanya menyampaikan pesan motivasional, tetapi juga menyiratkan keyakinan bahwa perjuangan politik mereka bisa berhasil jika dilakukan dengan sepenuh hati dan kebersamaan, sehingga publik terdorong untuk tetap setia dan berpartisipasi aktif dalam mendukung pasangan AMIN.
Organisasi non-politik merupakan kelompok atau lembaga yang berfokus pada bidang sosial, kemanusiaan, lingkungan, atau pendidikan, tanpa memiliki keterkaitan dengan kepentingan kekuasaan politik. Â
Contoh peran organisasi non politik dalam membangun opini publik ada pada Nahdlatul Ulama (NU) yang sebagai organisasi non politik memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik melalui pendekatan keagamaan yang moderat, edukatif, dan persuasif. NU aktif menyuarakan isu-isu penting seperti penolakan terhadap radikalisme, penguatan toleransi antarumat beragama, serta seruan menjaga persatuan bangsa, terutama saat momentum politik seperti pemilu. Melalui dakwah, forum keagamaan, hingga pernyataan publik, NU membangun narasi-narasi damai seperti "Islam rahmatan lil 'alamin adalah ajaran damai. Radikalisme bukan jalan kita sebagai umat Islam" atau "Berbeda pilihan itu biasa, menjaga persatuan itu luar biasa," yang mendorong masyarakat untuk bersikap tenang, toleran, dan tidak mudah terprovokasi. Karena tidak terafiliasi langsung dengan kepentingan politik kekuasaan, opini publik yang dibentuk NU cenderung dipercaya sebagai suara moral umat dan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI