Mohon tunggu...
Selda Nathania
Selda Nathania Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (2016). Suka membaca, menulis, dan main piano. "Popular Girls" adalah novel pertamanya yang diterbitkan oleh Penerbit Grasindo-Gramedia. Beberapa kali memenangkan lomba piano, dan meresensi buku/novel anak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Persaingan?

11 Maret 2018   18:55 Diperbarui: 12 Maret 2018   02:19 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku siswa SLTP swasta dari Karawaci -- Tangerang, yang pindah ke Sekolah Negeri di kota Yogyakarta. Sekolahku yang baru ternyata tidak seperti yang aku bayangkan. Sebelum pindah ke Yogja, aku membayangkan pelajaran di sini jauh lebih mudah dibanding sekolahku yang lama.

Sebelum tinggal di Yogja, aku membayangkan saingan di sini lebih ringan dibanding sekolahku yang lama. Kenyataannya? Tidak!

Ternyata sekolah di Yogya ini bahkan membuatku mengerti arti persaingan yang sesungguhnya. Asal kamu tahu, ranking di sini betul-betul nyata adanya! Jadi kalau nilaimu jelek, malu itu sudah pasti. Dan kalau kamu sudah di cap sebagai anak pintar, dan lalu tiba-tiba nilaimu anjlok, siap-siaplah kamu akan terkena pertanyaan "Lho, kok bisa, sih?"

Lantas mau nggak mau, otomatis kamu harus mempertahankan nama baikmu sebagai "orang pintar".

Sekolah di kota Gudeg ini membuatku mengerti bahwa aku enggak selamanya menjadi yang terbaik di sekolah. Aku menyadari bahwa masih banyak anak-anak pintar yang enggak aku kenal sebelumnya.

Maksudku, bukan berarti aku mengatakan bahwa diriku pintar, sih. Tapi, ya memang benar adanya bahwa di sekolahku yang baru ini, anak-anak pintar bejibun! Kalau kamu menjadi yang terpintar di sekolah swasta, mungkin kamu akan menjadi "pintar biasa" di sekolah negeri! Maksudku, masih banyak anak yang setara denganmu. Hm, ini hanya kesan atau opiniku saja, sih. Hehe.

Terkadang aku merasa minder dengan anak-anak lain. Terkadang aku merasa pesimis bahwa aku bakalan dapat nilai UN sesuai dengan targetku. Namun aku selalu ingat kata orangtuaku. Kalau kita merasa pesimis atau takut, ya harus berjuang! Kalau cuman takut doang, mah, ya selamanya gak akan bagus nilainya.

Begitulah. Jadi intinya, aku nyemangatin diriku sendiri buat belajar, dan jadikan persaingan itu sebagai motivasi, bukan tekanan. Bagaimana menurut kakak-kakak, teman-teman, pembaca, dan Kompasianer sekalian?

Salam Kompasiana, kakak-kakak.
(Selda Nathania dari kota Gudeg)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun