Catat pemasukan & pengeluaran 1 bulan
Sebelum bagi amplop, tahu dulu aliran uangmu. Catat semua: gaji, side income, dan pengeluaran dari pulsa sampai langganan streaming. Data ini jadi dasar pembagian amplop.
Buat amplop utama: Kebutuhan, Prioritas, dan Hiburan
Contoh pembagian: 50% kebutuhan utama (makan, tagihan), 20% finansial (tabungan, cicilan), 20% gaya hidup (nongkrong, belanja kecil), 10% cadangan/hiburan. Sesuaikan proporsi dengan kondisi saja.
Isi amplop begitulah gaji datang, pay yourself first
Ambil porsi tabungan sebelum belanja. Prinsip pay yourself first membantu dana tujuan tumbuh tanpa terganggu. Metode amplop mempermudah ini karena tabungan punya "amplop" khusus.
Gunakan aturan 'Kalau habis, berhenti'
Kalau amplop hiburan kosong, jangan ambil dari amplop lain kecuali dengan aturan tertulis (misalnya pinjam lalu kembalikan di akhir bulan). Kedisiplinan kecil ini melatih kontrol pengeluaran. Banyak sumber menyebut bahwa amplop efektif melawan impuls spending.
Review mingguan & evaluasi bulanan
Lihat mana amplop yang sering bolong, apakah jumlahnya kurang atau ada kebocoran? Setelah 1--2 bulan, sesuaikan alokasi agar realistik dan sustainable.
Manfaatkan amplop digital bila perlu
Kamu bisa pakai amplop fisik (cash stuffing) atau versi digital via aplikasi anggaran. Versi digital cocok kalau kamu jarang pegang tunai. Tetap pakai konsep yang sama: kategori, limit, dan disiplin. Tren cash stuffing juga muncul sebagai gerakan kesadaran belanja---pilih yang sesuai gaya hidupmu.Â
Sisipkan tabungan otomatis & investasi kecil
Sisihkan sebagian amplop "tabungan" untuk ditempatkan secara otomatis ke rekening terpisah atau instrumen aman (deposito, reksa dana pasar uang) agar uang "bekerja". Otomasi mengurangi godaan memakai tabungan.
Contoh sederhana penerapan
Gaji Dina 6 juta. Setelah catat pengeluaran, ia alokasikan: