Arah Perbaikan Minat Baca di Indonesia
Kabar baiknya kecenderungan masyarakat Indonesia untuk membaca menunjukkan peningkatan. Hasil Kajian Perpustakaan Indonesia 2024Â melaporkan bahwa Tingkat Gemar Membaca (TGM) naik dari 66,70 menjadi 72,44 pada 2024, dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) juga meningkat. Ini tanda bahwa ada upaya kolektif menuju budaya baca yang lebih kuat.Â
Sebagai konteks tambahan pada tingkat literasi fungsional, hasil PISA 2022 menunjukkan bahwa kemampuan membaca pelajar Indonesia masih memiliki ruang perbaikan. Hanya sekitar 25% siswa yang mencapai Level 2 atau lebih dalam kemampuan membaca  ukuran kemampuan memahami teks dengan kompleksitas sedang. Data ini mengingatkan bahwa budaya baca perlu didorong secara lintas-generasi, termasuk oleh para pemimpin.Â
Manfaat praktis membaca untuk kualitas kepemimpinan sangat banyak. Lebih konkret, berikut dampak yang bisa terlihat bila pejabat rutin membaca:
Kebijakan berbasis bukti: Bacaan riset dan studi kasus memudahkan pemimpin memilih intervensi yang terbukti efektif.
Respons lebih cepat dan tepat pada krisis: Pemahaman teoritis dari bacaan membuat pemimpin tidak panik dan mampu menerapkan pendekatan terbukti.
Kolaborasi lebih baik dengan tim ahli: Ketika pejabat paham bahasa ilmu, dialog dengan birokrat, akademisi dan NGO jadi lebih produktif.
Reputasi dan legitimasi publik: Pejabat yang terlihat "berilmu" dan mampu menjelaskan kebijakan dengan baik cenderung mendapat kepercayaan warga.
Inovasi lokal: Ide dari bacaan dapat diadaptasi menjadi pilot project di wilayah sendiri.
Menyambungkan Budaya Baca dengan Lembaga
Institusi juga harus mendukung dengan sediakan perpustakaan kantor yang terkurasi, anggarkan pembelian buku hingga jadwalkan waktu kerja yang mendukung kegiatan pembelajaran. Transparansi ringkasan bacaan pejabat (misalnya postingan ringkasan buku) juga memperlihatkan komitmen dan meningkatkan kepercayaan publik.