Selama masa Pandemi Covid 19 ini jam kerja ternyata makin enggak teratur. Bayangin Kalo biasanya habis Sholat Subuh ada kesempatan untuk olah raga, meskipun Olah raga ringan. Sekarang Pagi-pagi banget sudah harus briefing dan dilanjutkan dengan rapat sana-sini, kontak pelanggan, Online sharing dan evaluasi penjualan hingga larut malam.
Ada yang bertolak belakang dengan situasi new normal ini. Ekonomi lesu, beberapa industri tiarap. Meskipun ada beberapa industri tumbuh secara signifikan misalnya; Kesehatan, ICT, Pendidikan, Makanan. Saat situasi seperti ini, bukannya melakukan konsolidasi secara spartan, eeeh malah si Boss berfikir tancap gas untuk menggenjot pertumbuhan penjualan.
"Pokoknya enggak ada revisi target, Kita harus tetap berlari dan tumbuh. Toh potensi pasar masih sangat besar"demikian pak Boss Kecil (istilah kami untuk pak Iwan, Sang manejer Sales).
"Kalem dikit kenapa Boss" kataku dalam hati.
"Ada yang keberatan", lanjut pak Iwan.
"Begini Pak!" sambut Zainul sambil angkat tangan.
"Hmmmm, Kamu mau ngomong apa Zainul. Mau nawar target, pokoknya ga bisa!" potong pak Iwan.
"Emmmmm, ga jadi deh Pak" sahut Zainul.
"Atau Kamu mau jadi penghianat seperti si Agus itu! Heh, Kalian dengar semua yaaa. Bagiku Agus itu Anak enggak tahu balas Budi dan cengeng. Sudah dibantu, eeh begitu diPush dikit, ngambek" pak Iwan terus ngerocos sambil menunjukkan rasa marahnya.
Kami sangat kehilangan mas Agus sejak Ia hengkang dari Perusahaan Kami. Menurutku, mas Agus enggak hengkang karena keinginan Beliau, yang jelas karena Boss kecil tidak mampu untuk menjawab tantangan mas Agus dan dengan teganya Boss Kecil memberhentikan mas Agus, tanpa ada pesangon.
Aku ga'tahu kenapa pak Krisna sebagai General Manager enggak berdaya menghadapi kerasnya pak Boss kecil ini.