Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berbeda Impian

5 Oktober 2020   06:50 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gimana Bandara Ahmad Yani yang baru bagus yaaa?"tanya beliau.

"Iya bagus dan lebih bersih. Pokoknya nyaman. Senyaman mobil Pak Sumilan" Jawabku membelok percakapan.

"Kamu Naksir?"Balik pak Sumilan bertanya.

"Wuaaah, Saya belon punya uang sebanyak itu"Jawabku polos.

"Kalo kamu mau ya udah Saya kasih murah. Yang penting Kamu pelihara seperti Aku memelihara mobil itu" Kata Pak Sumilan.

"Sebenarnya apa sih tujuan Pak Sumilan Jual mobil ini?" tanyaku lebih lanjut.

"Aku sudah nyaman dengan mobil ini dan aku ingin berbagi kenyamanan dengan orang lain. Aku ingin pembeli mobil ini menyayangi seperti Aku memperlakukan mobil ini. Aku tidak mengijinkan mobil ini minum bahan bakar bersubsidi dan menggunakan spare part harus yang Orisinil" Pak sumilan menjelaskan syaratnya secara rinci.

"Terus kenapa ga' Pak Sumilan jual ke Anak Muda itu?. Khan Dia juga mengimpikan mobil Bapak?" tanyaku lebih dalam.

"Mungkin Dia mendapatkan mobil impian dariku, tapi setelah itu dia cincang ini mobil hingga berubah dari aslinya. Nah kalo itu Aku keberatan. Aku bisa merasakan betapa tidak nyamannya mobil ini ketika dikupas, dikerok dan dikuliti hingga memiliki wajah yang tidak kukenali" Pak Sumilan memberi alasan.

"Tapi khan mobil udah dibeli. Bukannya terserah si pemilik baru mobil mau  diapain?" tanyaku semakin tajam.

"Makanya aku merasa ga sebanding. Dia mendapatkan mobil impian dan aku kehilangan mobil impian. Mending ga' usah!" katanya sambil membawa oleh-oleh itu ke dalam rumah.

Hmmmm, Andaikan Aku punya uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun