Mohon tunggu...
Sekundus Ikun
Sekundus Ikun Mohon Tunggu... sekin thaumaet

Kupang 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panggilan Murid-murid Yesus yang Pertama (Yoh 2:35-42)

18 April 2022   08:55 Diperbarui: 18 April 2022   09:04 8153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                              PEMANGGILAN MURID PERTAMA       

(Refleksi Eksegetis atas Injil Yohanes 1: 35-42)

Abstraksi

Manusia adalah makhluk yang mencari ia selalu berusaha mencari apa yang ia kehendaki. Namun dalam proses pencarian itu ia telah tersesat karena ia lupa akan Allah sang pemberi kehidupan. Yesus adalah utusan Allah, Ia hadir di dunia untuk mencari manusia yang tersesat dan ia menghendaki agar manusia kembali kepada jalan yang benar. Yesus memanggil orang-orang yang Ia kehendaki untuk menjadi patner-Nya agar menghantar kembali manusia pada Bapa yang adalah sumber kehidupan yang kekal. Panggilan merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan misi yang dikehendaki oleh Dia yang memanggil dan orang yang dipanggil. Orang yang memberikan jawaban kepada siapa saja yang memanggil itu berarti ia memberikan telinganya untuk mendegarkan orang yang telah memanggilnya. Murid-murid Yohanes telah mendengarkan suara Yesus yang telah memanggil mereka dan mengikuti Yesus Sang jalan kebenaran karena misi Yohanes guru mereka ialah mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus Sang Mesias.

Kata kunci: Teks, jenis sastra, filologi, teks paralel, makna biblis

Pendahuluan

Dalam ayat-ayat sebelumnya misalnya 29-34 Yohanes sudah mengatakan kemudian daripadaku akan datang Dia yang telah mendahului aku sebab Dia telah ada sebelum aku. Hal yang sama dikatakan lagi di dalam ayat 27. Namun demikian kedua pernyataan tersebut belum jelas siapakah yang dimaksudkan oleh Yohanes. Sekarang Dia yang dimaksudkan Yohanes itu datang kepadanya dan Yohanes memberikan kesaksian kepada-Nya dengan menyebut "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia." Yohanes menunjukkan para muridnya kepada Yesus bahwa Yesus Kristus adalah Sang penebus dunia. Dalam ayat 35-42 Yoahanes kembali memberi kesakasian kepada muridnya dengan berkata "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia." Yohanes tidak meninggikan dirinya di hadapan para muridnya dan Yesus karena misinya ialah mempersiapkan jalan bagi Mesias. Kelompok ini kemudian menyadari identitas keilahian dalam pribadi Yesus. Identitas keilahian inilah yang kemudian menjadi bahan pertentangan dengan kelompok Yahudi. Kelompok ini dituduh telah meninggalkn konsep monoteisme yang dijaga ketat oleh tradisi Yudaisme sebab mereka menyakini Yesus sebagai Tuhan. Pada zaman klasik orang yang memiliki murid adalah orang yang memiliki popularitas di kalangan masyarakat. Yesus memanggil murid-murid yang pertama bukan untuk mencari popularitas diri melainkan Ia menjadikan para pengikut-Nya sebagai rekan kerja-Nya untuk menghantar kembali orang-orang yang tersesat kepada Bapa-Nya. Yesus sebagai Anak Domba Allah utusan Bapa untuk menebus kesalahan manusia dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri di kayu salib. Mengikuti Yesus tidak hanya sekedar datang dan pergi lagi melainkan tinggal bersama dengan-Nya dan merasakan kuasa ilahi Yesus serta memberikan kesaksian bagi orang lain tentang Yesus sebagai Anak domba Allah.

  • Teks dan konteks 

Murid-murid Yesus yang pertama (Yohanes 1:35-42)

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!". Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?". Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat dimana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus). Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

  • Jenis sastra
  • Sastra yang digunakan dalam teks ada dua; Pertama; diawali dengan sastra dialog dan naratif. Sastra dialog yang di dalamnya terdapat percakapan antara Yohanes dan para muridnya ketika melihat Yesus sebagai Anak Domba Allah pembawa keselamatan bagi dunia dan Guru abadi yang patut diikuti dan juga ketika Yesus bertanya kepada murid yang megikuti-Nya apakah yang kamu cari. Kedua; gaya puitis juga mewarnai perikop ini, nampak dalam kebutaan fisik menuju pada penglihatan, dan berpuncak pada penglihatan spiritual serta pangakuan akan keberadaan Yesus sebagai Mesias. Selain itu Yesus juga mengunakan bahasa simbolik untuk menyatakan diri-Nya sebagai Anak Domba Allah (bdk Yohanes 1:39)
  • Filologi
  •  Maksud pernyataan (ayat 36) Anak Domba Allah; ini menyiratkan bahwa kedua murid yang mengikuti Yesus menangkap sesuatu tentang pentingnya Dia ditunjuk Yohanes. Tidak ada sesuatu dalam narasi yang memberi kesan bahwa Yohanes pembabtis menduga bahwa ada murid-muridnya yang akan meninggalkannya. Justru bisa disimpulkan bahwa ia melihat hal ini sebagai bagian dari misinya sebagai bentara Kristus. Hanya seorang dari kedua murid itu yang disebut namanya yang lain kemungkinan adalah Yohanes penulis itu sendiri. Mengikut; dalam (ayat 37) itu rasanya netral dan baru kemudian menjadi komitmen penuh sebagai murid. Jawaban mereka terhadap pertanyaan Yesus dan cara mereka menyapanya sebagai rabi memperlihatkan maksud mereka yang sungguh-sungguh untuk mengikut-Nya. Gelar Rabi merupakan penghormatan dan bukan menunjuk kepada seseorang yang telah melalui pendidikan di sekolah-sekolah rabi (seperti yang terjadi kemudian). Mengapa (dalam ayat 39) disebut pukul empat? Jika Yohanes menggunakan perhitungan waktu yang normal Yahudi hal itu mengandung pengertian bahwa mereka akan tinggal di sana sampai akhir hari itu. Mesias; dicantumkan Yohanes untuk menolong para pembaca bukan Yahudi. Baik mesias dalam bahasa Ibrani maupun Kristus dalam bahasa Yunani berasal dari kata dasar yang artinya "Dia yang diurapi". Walaupun dalam Perjanjian Lama pengurapan dikhususkan bagi para raja dan para imam dalam Perjanjian Baru konsep itu diterapkan pada Yesus dengan arti yang diperluas, yang mencakup ide seorang nabi, imam, raja yang diurapi. Ada yang menganggap bahwa suatu kontradiksi muncul antara pernyataan ini dan isi injil-injil sinoptik bahwa Yesus tidak dikenal sebagai Mesias sebelum pengakuan Petrus dari Kaisaria Filipi tetapi bisa dianggap bahwa disini para murid hanya mempunyai pemahaman umum tentang makna kemesiasan itu. Dalam (ayat 42) Petrus atau kefas berasal dari kata Aram yang berarti "batu karang", mengisyaratkan bahwa Yesus memikirkan rencana-Nya menjadikan karakter  Simon Petrus sekuat batu karang. Menarik bahwa Petrus menerima namanya dalam (Mat 16:18) sebagai jawaban atas pengakuannya di Kaisarea Filipi tetapi disini dalam kaitannya dengan pengakuan Andreas.[1] 
  • Struktur dan pergerakan teks 
  • Prolog (bdk Yoh 1:1-18)
  •  
  • Bagian pembuka ini sering dikenal dengan mukadimah atau prolog. Bagian ini bukanlah sekedar pengantar tetapi skema umum yang menggambarkan teologi injil Yohanes yang selanjutnya tertuang dalam skema-skema spesifik yang ada dalam pewartaan injil Yohanes. Prolog ini terdiri atas 18 ayat dan merupakan sebuah rangkuman puncak yang mencakup keseluruhan injil Yohanes.[2] Kekhasan pada ini adalah gaya bahasanya yang dipengaruhi oleh filsafat helenis dengan teologinya yang transenden. Keseluruhan ayat pada bagian ini menjelaskan tentang pewahyuan diri Allah yang hadir dalam pribadi Yesus Kristus yang menjelma menjadi manusia.[3] Karenanya prolog ini secara sepintas dapat dilihat sebagai sintesis atau inti dari pewartaan Yohanes.
  • Buku tanda-tanda/ semeia (bdk. Yohanes 1:1-19-12:50)
  • Pada bagian ini tercantum tanda-tanda yang diadakan oleh Yesus dalam karya pewartaan-Nya. Semuanya berjumlah tujuh tanda. Tanda-tanda tersebut tentu memiliki tujuan tersendiri yakni agar para pendengar semakin percaya dan mengimani Kristus. Adapun ketujuh tanda yang diadakan oleh Yesus sebagi berikut: perubahan air menjadi anggur (bdk. Yoh 2:1-11), penyembuhan anak pengawai istana (bdk. Yoh 4: 46-54), Penyembuhan di kolam Betesda (bdk Yoh 5:1-9), penggandaan roti atau roti hidup (bdk Yoh 6: 1-13), Yesus berjalan di atas air (6:16-21), penyembuhan seorang buta sejak lahir (9:1-34), pembangkitan Lazarus (bdk Yoh 11:1-44).
  • Buku kemuliaan (Yoh 13-20)
  • Pada bagian ini dikisahkan bahwa mengenai perjamuan terakhir, penangkapan, sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Peristiwa-peristiwa ini menjadi suatu rangkaian misi pewartaan Yesus bahkan menjadi puncak pewartaan Yesus di dunia.[4] Buku ini menjadi bagian yang menguraikan peralihan hidup Yesus dari kegiatan pewartaan-Nya menuju pada hari-hari terakhir-Nya. Kemuliaan yang dinyatakan disni justru dinyatakan lewat peristiwa salib yang menjadi bagian dari pengosongan diri (kenosis), yang mengantar-Nya pada kemuliaan atau (doxa). Rangkaian akhir hidup Yesus inilah yang menjadi misteri keselamatan yang dihayati dan diimani dalam sejarah keselamatan. Dalam injil Yohanes, kemuliaan menjadi nyata dan konkrit menjadi peristiwa salib. Di antara rangkaian peristiwa ini ditemukan juga wejangan --wejangan yang menjadi pola hidup berkomunitas.[5] 
  • Epilog (bdk Yoh 21:1-25)
  • Dalam injil Yohanes epilog berkaitan dengan keberadaan Gereja awal dan kehidupan Gerejawi di daearah Galilea. Berdasarkan kerangka umum injil Yohanes maka teks Yoh 21:1-25 termasuk dalam bagian dari epilog injil tersebut. Para pakar berpendapat bahwa bagian ini dapat dilihat jika kita menyelidiki hubungan antara bab 20 dan bab 21. Bab 20 menampilkan bagian yang dikenal dengan konklusi yang tegas dan cocok untuk seluruh injil. Sementara bab 21 menampil antiklimaks yang menghancurkan bagian penutup yang telah dipaparkan terdahulu. Akan tetapi epilog ini menjadi sangat penting dalam injil Yohanes sebab bukan menjadi suatu tambahan tetapi bagian yang memungkinkan inklusi kemuridan yang sudah ditampilkan di bagian awal.
  • Sosok penting yang menjadi sorotan dalam bagian epilog adalah Simon Petrus. Hal ini tentu berkaitan dengan tugas yang diterima oleh Petrus sebagai salah seorang murid Yesus. Petrus ditunjuk menjadi Pribadi yang menjalankan tugas pastoral (bdk Yoh 21:15-19). Namun disisi lain tidak dipungkiri keberadaan dan peran dari murid yang dikasihi Yesus, (bdk Yoh 21:20-23).
  • Pada bagian pertama dari epilog mengisahkan tentang penampakan kebangkitan kepada beberapa orang murid-Nya di daerah Galilea. Penampakan ini digabungkan dengan perjamuan bersama di pantai. Bagian ini memiliki kesamaan dengan kisah Lukas 5:1-11 dan 24:1-14 sehingga hal ini mengisyaratkan kesamaan dalam hal tradisi penulisan. Cerita ini sangat kaya maknanya secara khusus berhubungan dengan kemuridan kebangkitan Kristus yang memberi daya transformasi, perutusan Gereja  ke tengah dunia yang disimbolkan dengan jumlah ikan yang ditangkap. Dan selanjutnya dari tangan Kristuslah Gereja memperoleh makanan yang berlimpah.[6] 
  • Pengarang dan asal usul
  • Persoalan tentang siapakah pengarang injil Yohanes telah menjadi topik diskusi sepanjang sejarah, berbagai kemungkinan telah ditawarkan tetapi siapa pun pengarang injil ini dia ingin tetap tersembunyi tanpa nama. Dalam Yohanes 21, 24 dinyatakan bahwa murid yang dikasihi Tuhanlah yang memberi kesaksian dan menuliskan kesaksiannya. Pengarang injil ini hanya ingin diketahui sebagai murid yang dikasihi oleh Yesus. Dialah yang pada perjamuan terakhir bersandar di dada Yesus (13,23). Kepadanya Yesus mempercayakan ibunya ketika Ia bergantung di kayu salib (19, 23-26. 35). Dia menjadi saksi kematian Yesus dan pada hari paskah berlari mendahului Petrus ke makam Yesus yang bangkit dan ia pun percaya (20,2-10). Tentang Dia Yesus berkata kepada Petrus "Jika Aku menghendaki supaya ia tinggal tetap sampai Aku datang itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikutlah Aku!" (21,22). Tetapi nama murid itu tidak pernah dinyatakan. Dalam perjalanan kemudian murid Tuhan ini diidentikkan dengan Yohanes Rasul. Pengidentikkan  murid yang dikasihi Tuhan dengan Yohanes, anak Zebedeus sudah terjadi sejak Bapak Gereja (Ireneus, Polikarpus). Ia diidentikkan dengan Yohanes anak Zebedeus karena ia hadir pada perjamuan terakhir ia berada bersama Petrus pada saat kebangkitan. 
  • Ada dua bukti tentang pengidentikkan murid yang dikasihi Tuhan dengan Yohanes anak Zebedeus itu yakni; bukti eksternal dan bukti internal.
  • Bukti eksternal: Pengidentikkan murid yang dikasihi Tuhan dengan Yohanes Rasul berdasar pada kesaksian Ireneus dan Polikarpus. Ireneus menulis Yohanes murid Tuhan yang bersandar di dada-Nya juga menerbitkan injil ketika ia berada di Efesus di Asia. Namun demikian, kesaksian Ireneus ini diragukan. Tulisan-tulisan dalam lingkungan jemaat Kristen di Efesus tidak pernah menyebut bahwa Yohanes Rasul pernah melayani jemaat di Efesus. Eusebeus memperoleh keterangan tentang Yohanes dari Polikarpus. Keterangan lain seperti keterangan Klemens dari Alexsandri lebih bersifat legenda atau polemik. Ia menulis bahwa Yohanes didorong oleh teman-temannyadan di bawah inspirasi Roh Kudus menulis sebuah injil spiritual. Kanon Muratori juga memberi keterangan serupa. Kanon ini mencatat bahwa para rasul berpuasa dan berdoa bersama Yohanes dan mendorong dia untuk menjadi jur bicara mereka dan menulis sebuah injil.
  •  
  • Bukti internal: Ada dua macam bukti yang ditemukan dalam injil Yohanes. Kedua bukti tersebut adalah pernyataan langsung tentang penulisan injil dan pernyataan tentang murid yang dikasihi Tuhan. Kedua pernyataan ini disatukan di dalam 21,24:  Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar (bdk ayat 20-23). Tauta  (semuanya ini) menunjuk pada keseluruhan apakah murid murid itu adalah Yohanes, anak Zebedeus? Injil sendiri tidak memberi nama pada murid yang dikasihi itu. Namun ada informasi-informasi yang meneguhkan bahwa murid yang dikasihi itu adalah seorang Yahudi, lebih konkret lagi orang Yahudi Palestina. Dia mengenal baik pemikiran dan tradisi Yahudi, mengenal dengan baik geografi Palestina.[7]
  •  
  • Teks paralel
  •       Injil Yohanes dan injil sinoptik memiliki hubungan yang spesifik. Hubungan ini mencakup persamaan dan perbedaan yang terdapat di dalamnya. Persamaan antara injil Yohanes dan injil sinoptik nampak pada substansi pewartaan yakni hidup dan karya Yesus. Hal ini yang menjadi persamaan dari keempat injil yakni tradisi yang melatar belakangi penulisannya yakni tradisi lisan yang menjadi kekhasan pewartaan kristen pada masa itu. Tradisi lisan ini kemudian diteruskan dari generasi ke generasi dan diuraikan sesuai dengan keadaan Gereja yang melingkupinya. Akan tetapi keempat injil ini tetap mempertahankan kebenaran yang murni tentang Kristus.[8] Usaha untuk menempatkan kisah Yesus dalam injil Yohanes dalam susunan paralel dengan kisah-kisah dalam ketiga injil sinoptik tidak bisa dilakukan karena injil Yohanes berbeda dalam urutan, isi, dan kata-kata dibandingkan dengan injil-injil sinoptik. Oleh karena itu, injil Yohanes sering dipelajari terpisah dari injil-injil sinoptik. 
  •  
  •       Adapun perbedaan antara injil Yohanes dan injil sinoptik dapat dilihat melalui beberapa point berikut: Ditinjau dari segi materi dan isi. Dalam injil Yohanes tidak ditemukan perumpamaan, pengusiran setan, penyembuhan orang kusta, perjamuan dengan orang berdosa, kisah anak-anak, percobaan di padang gurun, transfigurasi, institusi ekaristi. Selain itu Yohanes juga memaparkan beberapa tema yang tidak dimiliki oleh injil sinoptik misalnya pelayanan pembabtisan yang dilakukan oleh Yesus di sungai Yordan, Nikodemus, dan wanita Samaria.[9] Selain itu dari beberapa mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang dikisahkan oleh Yohanes, hanya mujizat penggandaan rotilah yang ditemukan dalam injil sinoptik dari aspek kosa kosakata terdapat beberapa kosa kata yang penting dalam injil sinoptik yang tidak ditemukan dalam injil Yohanes. Misalnya tentang kerajaan Allah atau kerajaan surga. Yohanes memiliki kekhasannya tersendiri  dalam hal pemilihan tema yakni kebenaran, kesakasian, dunia, kasih, percaya, terang, gelap, dan hidup. Selanjutnya kronologi pelayanan Yesus di dalam injil sinoptik hanya terjadi sekali lewat perjalanan-Nya dari Galilea ke Yerusalem. Sedangkan dalam injil Yohanes perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem terjadi beberapa kali dalam pelayanan-Nya. Hubungan dengan rahasia Mesianis. Dalam injil sinoptik kemesiasan Yesus dirahasiakan dan baru diungkapkan pada saat Yesus telah dikenal sejak masa awal pewartaan-Nya. [10]
  • Makna eksegetis 
  •   Memberikan pemahaman yang baik bagi pembaca agar dapat memahami teks yang dibaca dan tidak menimbulkan salah tafsir bagi orang yang membaca teks-teks injil Yohanes.
  • Semua telah dicacat agar mereka yang membaca injil Yohanes percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan agar dalam iman akan Yesus mereka memperoleh hidup. Keinginan utama akan injil adalah membuat orang percaya; agar orang-orang kristen semakin percaya dan orang-orang yang belum mengimani Yesus menjadi percaya kepada Yesus. Strategi yang dipilihnya dengan menampilkan figur-figur dalam injil yang berdiri sebagai saksi bagi Yesus (Yohanes pembabtis, Nikodemus, Wanita Samaria, orang buta yang disembuhkan).[11] Dalam teks terpilih (Yoh 1:35-42) Yohanes memberi kesaksian kepada para murid ketika ia melihat Yesus dengan berkata "Lihatlah Anak Domba Allah." Para murid Yohanes pun mengikuti Yesus karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang telah hadir untuk menebus dosa manusia.
  • Penutup 
  •       Dalam injil Yohanes penulis berusaha untuk meyakinkan pembaca dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Yohanes memberi kesaksian bahwa Yesus itu lebih besar darinya dan ia sendiri menghantar para muridnya kepada Yesus dan mereka mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus berarti berani untuk meninggalkan cara hidup yang lama dan menuju kepada hidup yang baru. Hal mengikuti Yesus berarti meninggalkan segala sesuatu yang dimiliki dan memanggul salib serta mengikuti Yesus yang adalah sumber hidup. Menjadi pengikut Kristus juga berarti mau bekerjasama untuk melaksankan kehendak Yesus yaitu menjadikan semua orang bertobat dan percaya kepada Allah yang telah mengutus-Nya ke dunia.
  •  Hal ini dapat dilihat dalam ayat 39 "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat dimana Ia tinggal. Yesus anak domba Allah Ia hadir di dunia untuk turut merasakan apa yang dialami oleh manusia Ia meneguhkan orang-orang yang percaya kepada-Nya dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Yohanes murid yang dikasihi Yesus ia memberikan kesaksian bukan hanya kepada para muridnya melainkan juga kepada semua orang dengan mempertobatkan semua orang untuk percaya kepada Yesus. Mengikuti Yesus tidak hanya sekedar datang dan pergi lagi begitu saja melainkan tinggal bersama dengan Yesus yang adalah sumber kehidupan dan mau untuk menjadi penyalur rahmat Allah bagi sesama agar semua orang bertobat dan percaya kepada Allah yang adalah Sang pemberi kehidupan.

Datar Pustaka

Agino Valens, Eksegese Yohanes (Modul), Kupang: Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira, 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun