Mohon tunggu...
Kang Isrodin
Kang Isrodin Mohon Tunggu... wiraswasta -

aku anak desa yang punya mimpi,membangun Indonesia dengan memulai dari desa untuk Indonesia, memulai dari park farmer PAKIS wujud dedikasi utk negeri

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sudah di Puncak Harus Nyari Puncak Lagi?

27 Januari 2015   23:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422351146903819602

komunikasi dekat tapi jauh disana ???

[caption id="attachment_348291" align="aligncenter" width="614" caption="kepengen ngasih kabar saudara jauh disana_harus blusukan lagi_koleksi pribadi"][/caption]

2012, kedaulatan rakyat online mengabarkan bahwa Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) menargetkan pemerataan akses informasi, baik komunikasi telefon maupun internet, di seluruh desa di Indonesia, hingga pulau terluar, pada 2014 nanti.

Dengan begitu, tidak ada lagi desa yang tidak terjangkau komunikasi. "Kami menargetkan pada 2014 seluruh desa di Indonesia sudah terakses informasi, baik komunikasi telpon dan internet," ujar Kepala Sub Bagian TU BP3TI, Suyanto di Jakarta, Rabu (30/5).

Program ini, lanjutnya diberikan nama Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation (KPU/USO), merupakan program yang dibuat pemerintah. "Ini subsidi pemerintah," katanya.

Selain itu, Suyanto menambahkan, ada beberapa provider telekomunikasi yang juga ikut bergabung dalam program ini. "Provider kan punya kewajiban memeratakan komunikasi," ucap Suyanto.

Dan nantinya, desa-desa yang terpencil atau berada di pulau terluar juga atau bahkan desa yang menolak program ini, tetap akan mendapatkan program ini. Hanya saja dengan tidak memaksakan program ini di lokasi tersebut, tapi direlokasi ke desa yang terdekat.

"Kita tidak bisa memaksakan, tapi bukan berarti titik itu tidak dilaksanakan, tetap akan direlokasi. Agar yang menutup diri, tidak bisa menutup diri lagi (melek teknologi)," jelasnya.

Hingga saat ini, BP3TI telah memasang perangkat akses komunikasi, baik internet dan telpon di 30.757 desa dari target 33.184 desa. Sedangkan akses internet sudah terpasang di 5.706 desa dari target 5.748 desa. (Okz/Van)

Terus ada data terbaru di awal tahun ini ga ya, soalnya bagaimana nasib saudara-saudara saya di pinggiran desa hutan, memang secara geografis masuk desa, tapi memang benar kondisinya banyak saudara kita yang terpencar, mungkin dulunya mengungsi waktu jaman ora kepenak alias ngungsi ben bisa aman terus mereka bersembunyi di bawah kaki gunung (slamet) belum lagi di kaki gunung yang lain di penjuru negeri ini.

Saya pun awal karena terpaksa karena ulah sendiri, mencoba berbuat untuk mereka eh malah sekarang ketagihan malah jadi berdomisili di hutan, impac nya 1 bulan off nda bisa menyapa kompasianer, jangankan internet, tower telephone celuler saja ngga ada, cari sinyal harus naik ke bukit cari tanah yang counturnya mengarah ke pusat kota, baru dapat sinyal, bagaimana bisa internetan???

Ada 2 kampung di ujung utara sana, ada 1 sekolah setingkat SMP/MTs disana ? di kampung itu semenjak 2 tahun ini (kampung pesawahan desa gununglurah kec.cilongok kab.banyumas jawa tengah) walaupun madrasah kecil, tapi mereka notabenya kan siswa yang juga harus kita layani dengan cara memberikan layanan sedekat mungkin, bahkan kita awali pun dengan hanya modal keyakinan bahwa anak desa hutan harus belajar, apapun bentuk sekolahannya. http://edukasi.kompasiana.com/2014/07/16/cangkul-bisa-untuk-daftar-sekolah--664574.html.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun