Banyak anak muda saat ini lebih memilih membiarkan panggilan telepon tak terjawab daripada mengangkatnya. Apakah kamu termasuk salah satunya?
Survei dari Kompas menyebutkan bahwa sekitar satu dari empat anak muda usia 18–34 tahun jarang mengangkat telepon yang masuk. Hal serupa juga terlihat dalam survei Uswitch terhadap 2.000 responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas lebih memilih membalas lewat pesan teks atau mengecek identitas penelepon terlebih dahulu sebelum merespons.
Meskipun survei dilakukan di Inggris, tren ini juga tercermin di Indonesia. Tirto melaporkan bahwa hasil wawancara dengan anak muda Indonesia pada Januari 2025 menunjukkan kecenderungan serupa yaitu mereka lebih nyaman berkomunikasi lewat chat dibanding telepon.
Fenomena ini ternyata bisa dijelaskan secara psikologis. Seperti dikutip dari Media Indonesia, Psikolog Dr. Elena Touroni menjelaskan bahwa generasi muda tidak terbiasa berbicara melalui telepon, sehingga komunikasi suara terasa canggung dan asing. Bahkan, lebih dari setengah responden dalam survei Uswitch mengaku menganggap panggilan mendadak sebagai pertanda kabar buruk.
Psikoterapis Eloise Skinner juga menambahkan bahwa rasa tidak nyaman ini sering kali muncul karena asosiasi negatif seperti kecemasan atau perasaan terancam. Di tengah kesibukan dan jadwal kerja yang padat, telepon pun dianggap sebagai gangguan yang tidak perlu.
Fenomena takut ditelepon bukanlah sesuatu yang memalukan, melainkan cerminan dari cara komunikasi yang terus berkembang. Meski demikian, terlalu menghindari percakapan langsung bisa berdampak pada keterampilan sosial. Oleh karena itu, ada baiknya kita mulai menyeimbangkan keduanya dengan tetap menikmati kenyamanan chat, sambil perlahan belajar menghadapi komunikasi suara dengan lebih percaya diri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI