Mohon tunggu...
Sekar Muriani
Sekar Muriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Per Aspera Ad Astra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Inilah Waktu Terbaik Mengamati 47 Tucanae

24 September 2022   16:53 Diperbarui: 24 September 2022   16:54 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
47 Tucanae (NGC 104). Kredit: NASA

Memasuki hari-hari terakhir di bulan September, tersisa beberapa fenomena langit lagi yang dapat kita amati seperti Jupiter yang akan mengalami oposisi, lalu ada fase Bulan baru di mana menjadi kesempatan terbaik untuk melihat bintang-bintang, planet, dan juga bentangan Bima Sakti tanpa cahaya bulan yang menggangu.

Selain itu, di penghujung bulan September ini juga menjadi waktu terbaik untuk mengamati salah satu objek langit yang spektakuler. Objek langit tersebut bernama.....

47 Tucanae. Sebelum mengetahui kapan waktu mengamati objek ini, alangkah baiknya kita mengenal lebih dulu objek seperti apa sih 47 Tucanae ini.

Mari kita simak bersama-sama~

Apa itu 47 Tucanae?

Dilansir dari laman Wikipedia, 47 Tucanae atau dikenal juga sebagai (NGC 104) merupakan gugus bintang globular terbesar kedua di langit yang terletak di rasi bintang selatan Tucana (Toucan) dan dekat Awan Magellan Kecil.

Selain terbesar kedua, 47 Tucanae atau disingkat juga 47-Tuc merupakan gugus bola paling terang kedua setelah gugus bola Omega Centauri yang sama-sama berada di belahan langit selatan dan dapat diamati dalam pandangan Bumi.

47-Tuc salah satu gugus bola paling tua di galaksi Bima Sakti yang berusia sekitar 13,06 miliyar tahun dan berjarak sekitar 16.700 tahun cahaya dari Bumi. Gugus bola ini berisi jutaan bintang dalam volume 120 tahun cahaya. 

Selain itu, Gugus bola ini dikenal memiliki inti yang terang dan sangat padat. 47-Tuc juga merupakan gugus bola paling masif yang mengelilingi lingkaran halo galaksi Bima Sakti bersama 200 gugus bola lainnya. Diperkirakan terdapat lubang hitam pada intinya yang padat itu.

Saking padatnya, jarak antar bintang-bintang berkisar kurang dari sepersepuluh tahun cahaya (kira-kira seukuran Tata Surya) yang mengakibatkan bintang-bintang saling bertabrakan satu sama lain, ada yang saling menyatu (merger), bahkan pada sistem bintang biner saling bertukar temannya. Hingga sulit untuk mengidentifikasi bintang individu secara akurat. Kamu bisa membayangkan hal ini seperti ketika menaiki sebuah commuter line yang sangat padat dan desakan yang terjadi dalam kepadatan itu.

Namun, berbeda halnya pada pinggiran gugus bola ini yang memiliki kepadatan lebih kecil dari pusatnya. Bintang-bintang ini dipisahkan oleh massanya. Karena keterkaitan gravitasinya, bintang yang memiliki massa yang lebih berat cenderung melambat dan tenggelam pada inti gugus. Sedangkan, bintang dengan massa yang lebih ringan akan bergerak lebih cepat hingga menuju tepi luar gugus.

Menurut Anne Astronomy News, 47-Tuc memiliki ratusan sistem bintang biner yang terdiri dari bintang variabel yang mengandung katai putih dan pendamping bintang normal. Dan juga terdapat pula biner yang mengandung bintang neutron yang saat ini tidak bertambah.

Pada intinya yang padat, terdapat pula setidaknya 23 bintang eksotis yang luar biasa panas dan terang yang disebut blue straggler yang dianggap hasil masif ganda dari tabrakan dua bintang.

Selain itu, 47-Tuc diketahui memiliki 23 milidetik pulsar yang berputar sangat cepat yang merupakan jumlah yang banyak dari gugus bola lainnya yang diketahui.

Pada tahun 1990, para astronom pernah melakukan pengamatan dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble terhadap gugus bola 47 Tucanae ini, guna mengetahui evolusi dan pembentukan bintang, menentukan luminositas (kecerahan intrinsik) dan suhunya, kemudian mendeteksi adanya planet. Pada studi subjek terhadap planet, tidak ditemukan adanya planet pada gugus ini yang kemudian menunjukkan bahwa planet-planet jarang ditemukan pada gugus bola.

Apakah bisa diamati dengan mata telanjang?

Awan Magellan Kecil (kiri) dan 47 Tucanae (kanan). Kredit: Earthsky, Jonathan Green dan Amit Kamble
Awan Magellan Kecil (kiri) dan 47 Tucanae (kanan). Kredit: Earthsky, Jonathan Green dan Amit Kamble

Kabar baiknya, iya. Tapi dengan catatan di tempat yang gelap jauh dari lampu perkotaan dan dalam kondisi langit cerah tanpa cahaya bulan.

Gugus bola 47-Tuc akan dapat dilihat dengan mata telanjang dengan magnitudo 4.0. Dalam pengamatan mata telanjang, objek ini akan terlihat seperti bintang yang agak kabur dan tampak seperti komet tanpa ekor. Bahkan, penemunya pertama kali yaitu seorang Astronom Prancis bernama Nicolas Louis de Lacaille awalnya menganggap objek ini berupa komet sebelum dikatalogkan ke dalam gugus bola.

Menurut in the sky, kita dapat melihat 47-Tuc pada tanggal 27 September 2022 nanti yang merupakan waktu terbaik untuk melihatnya. Temukan gugus bola ini di arah cakrawala selatan tepatnya di rasi bintang Tucana ketika naik pada ketinggian 17 derajat, akan tampak gugus bola ini yang berdekatan dengan galaksi kerdil Awan Magellan Kecil. Dapat diamati mulai pukul 20.40 WIB, yang akan mencapai titik tertinggi di langit pada tengah malam, hingga dapat dilihat pada pukul 03.00 WIB.

Untuk lebih mudahnya, kamu bisa menggunakan aplikasi sky map atau peta langit misalnya Stellarium, Star Walk 2, SkySafari, dan aplikasi peta langit lainnya yang akan mempermudahmu untuk menemukan dengan tepat dimana objek ini berada. 

Apalagi buat para astrofotografi, ini menjadi kesempatanmu untuk memotret gugus bola 47-Tuc sekaligus tetangga dekatnya Awan Magellan Kecil. 

Eits, tapi perlu diketahui juga nih, dekat di sini bukan dekat seperti jarak rumah kita dengan tetangga sebelah rumah kita ya. Dalam pandangan Bumi, 47-Tuc memang tampak saling berdekatan dengan Awan Magellan Kecil, namun faktanya Awan Magellan Kecil 12 kali lebih jauuuuuuuuh dari 47 Tucanae.

Yang terpenting, jangan sampai terlewatkan untuk mengamati 47 Tucanae pada 27 September 2022 nanti, ya!

Selamat berburu gugus bola~

Dan semoga langit cerah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun