Mohon tunggu...
Sekar  Fahmi
Sekar Fahmi Mohon Tunggu... Konsultan - Content Writer & IT Consultant

A Fun Worker

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demi Prestasi atau Aktualisasi Diri

21 Juli 2020   07:07 Diperbarui: 21 Juli 2020   07:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Dalam suatu universitas pastilah terdapat ribuan mahasiswa yang mengemban ilmu dan menjadi bagian dari keluarga besar universitas tersebut. Berangkat dari kisah hidup dan pengalaman yang berbeda-beda. 

Banyak diselenggarakan kompetisi untuk jenjang perguruan tinggi supaya mahasiswa mendapat pengalaman baru, menerapkan apa yang selama ini sudah dipelajarinya selama kuliah, berkenalan dengan lingkup baru serta memicu motivasi mereka untuk terus mengembangkan ilmu yang didalami. 

Tapi tidak sedikit juga mahasiswa mengikuti suatu kompetisi yang bertujuan supaya dirinya mendapat pengakuan dari orang lain dan mendapat pujian. Sikap ambisius sebetulnya baik jika terus diarahkan dan kemudian dilampiaskan kepada suatu hal yang positif.

Perbedaan niat awal seorang mahasiswa yang mengikuti kompetisi biasanya sudah terlihat dari gestur atau gaya bicaranya. Terutama ketika kompetisi tersebut dilaksanakan dalam bentuk kelompok. 

Biasanya mahasiswa yang cenderung ambisius dan semata-mata ingin memenangkan perlombaan demi sebuah prestasi, ia tidak akan mampu bekerja sama dengan baik. Mahasiswa yang mempunyai sikap seperti ini juga selalu berusaha untuk menonjolkan kemampuan djrinya sendiri. 

Sedangkan mahasiswa yang mengikuti perlombaan dengan tujuan aktualisasi diri biasanya cenderung lebih kooperatif. Walaupun ada benih ambisius, namun mereka tidak akan menjatuhkan kawannya sendiri hanya demi sebuah prestasi. Mereka tahu mana kawan mana lawan, dan kapan harus dijadikan kawan atau pun lawan.

Terlepas dari apapun yang menjadi alasan seorang mahasiswa mengikuti suatu kompetisi, masih dapat kita minimalisir dengan adanya penjurian yang adil. Karena tidak ada kemenangan yang hakiki. Mengangkat piala penghargaan atau medali merupakan simbol suatu pencapaian serta apresiasi dari pihak penyelenggara, bukannya menentukan kadar seberapa 'bisa' Anda. 

Berbangga hati tentu itu adalah hal, tetapi menjadi buta dan mengatas namakan kemenangan hanya untuk diri sendiri itu tidak mungkin. Ada Tuhan yang selalu bisa membolak-balikkan nasib kita dalam sekejap. Jadilah pribadi mahasiswa yang haus akan prestasi demi aktualisasi diri dan bukan sebaliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun