Kita diberi kelebihan serta kemampuan yang berbeda-beda oleh Tuhan, yang pada akhirnya dapat melengkapi satu sama lain. Termasuk dalam hal kecerdasan. Masih banyak orang yang mendefinisikan kecerdasan sebatas angka-angka yang diperoleh seseorang tersebut dalam suatu ujian. Atau kemenangan seseorang dalam suatu olimpiade internasional.Â
Faktanya, kecerdasan merupakan suatu hal yang menonjol, yang tidak dapat kita sama ratakan. Apakah yang berhak diloloskan program beasiswa unggulan hanyalah mereka yang mempunyai nilai IPK tinggi? Atau justru mahasiswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan yang berhak mendapatkan beasiswa universitas?
Stigma kecerdasan yang selama ini kita terapkan hanyalah sebatas angka-angka di atas kertas, atau menang suatu perlombaan, atau yang serba tahu jawaban ketika ditanya oleh dosen. Bagaimana dengan para mahasiswa yang letak kecerdasannya pada kemampuan berbahasa, atau kemampuannya untuk melakukan lebih dari satu pekerjaan, atau bahkan kemampuannya memilah kegiatan kuliah S2 nya dengan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga?Â
Berbicara mengenai hak dan target mahasiswa penerima program beasiswa kuliah gratis, kita tak dapat memihak satu sisi atau bahkan mengadukan keduanya. Kita perlu lebih memperhatikan potensi yang dimiliki oleh para mahasiswa di Indonesia. Cerdas dalam hal sosial dan akal akan menghadirkan calon penerus bangsa yang tidak hanya semata-mata mengejar keberhasilan diri sendiri, namun juga turut memikirkan nasib masa depan bangsa tercinta.
Perlunya kerjasama dari semua pihak dalam hal membangun komunikasi dan koordinasi dalam mematangkan program beasiswa kuliah di Indonesia ini mempunyai peran yang sangat penting. Dan sudah selayaknya bagi kita untuk mengapresiasi atas prestasi yang diperoleh para mahasiswa. Bagaimanapun, tidak ada yang lebih unggul dibandingkan yang lain. Semua manusia tercipta dengan keunikan dan keunggulannya masing-masing. Dengan membuka mata, kita akan mampu untuk melihat potensi-potensi baru, yang akan menjadi calon penerima beasiswa unggulan.
