Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Melodi Hujan

26 Februari 2020   09:00 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:01 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.sciencemag.org/

Apa? Mendengarkan hujan? Aku yakin, mataku membelalak sampai titik terjauhnya. Buat apa mendengarkan hujan? Apa kamu sudah tertular otak kacauku, Ru?

"..., lalu kita bisa berdansa dengan melodinya," sambungmu.

Rasanya aku masih memproses ucapanmu dan baru separuh jalan ketika kamu meraih tanganku dan menaruhnya di bahumu. Kamu merengkuh tubuhku, memecah jarak yang ada. Kamu membawa kepalaku bersandar di dadamu, mengecup pelan puncak kepalaku, dan berkata, "Dengarkan saja, Moy."

Kita pun berdansa dengan gerakan yang paling sederhana. Kamu membimbing tubuhku yang limbung ini dengan manisnya, membiarkan aku menemukan sendiri ritmeku.

Dan, ternyata kamu benar, Ru. Aku mendengarnya. Aku mulai menangkap melodi itu. Beberapa nada yang tidak asing di telingaku. Terangkai, terlantun, tersaji, membawaku menjauh dari ingar bingar pikiranku sendiri. Pikiran-pikiran yang membuatku tak pernah menikmati lantun indah dari apa pun yang ada di sekitarku. Pikiran-pikiran yang membuatku kerap merasakan denyut-denyut kesakitan di kepala. Pikiran-pikiran yang juga tak jarang membuat jemari tangan kiriku kebas, yang lalu rasa itu menjalar dengan cepat ke dadaku, tepat menuju hati. Pikiran-pikiran yang menyebalkan!

Ah, Ru, inginnya aku menikmati melodi itu lagi. Inginnya aku berdansa dalam dekapanmu lagi. Inginnya aku menghapus semua pikiran-pikiran yang membuatku terpuruk. Namun, rupanya itu terakhir kalinya aku merasakan keindahan yang kaubawa bersama jiwa manismu.

***

Artikel pertama tayang di blogspot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun