Mohon tunggu...
Pretty Sefrinta Anggraeni
Pretty Sefrinta Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Never stop learning. Never stop thinking | Ig: sefrintapretty

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Perilaku Berbohong dari Sudut Pandang Psikologi

23 Mei 2018   23:15 Diperbarui: 4 Oktober 2018   19:00 11508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbohong digunakan sebagai bentuk pelarian dari tanggungjawab. Perilaku berbohong dianggap lebih mudah atau lebih sedikit mendatangkan konsekuensi negatif dibandingkan perilaku jujur.

Berbohong digunakan untuk meningkatkan image atau konsep diri seseorang. Biasanya pelaku justru memiliki konsep diri yang buruk, sehingga mereka perlu terus menerus melakukan kebohongan untuk membuat imej diri yang terlihat lebih positif di lingkungan sosial.

Misalkan, ia berbohong bahwa ia adalah seseorang yang populer dan memiliki kenalan orang-orang terkenal dan penting, meski sesungguhnya orang-orang yang disebutkan namanya tidak merasa mengenal dekat dirinya.

Berbohong merupakan mekanisme yang otomatis terjadi. Hal ini terjadi karena telah merupakan suatu kebiasaan untuk meningkatkan perasaan berharga diri sendiri, yang sesungguhnya adalah palsu. Seringkali subyek menyadari bahwa ia berbohong namun tidak sanggup menghentikan kebiasaannya.

Berbohong dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh pengakuan sosial atau membentuk impresi dari orang lain. Subyek berharap memperoleh pengakuan sosial yang lebih baik dibandingkan status sosial diri subyek yang sebenarnya. Subyek butuh diakui sebagai orang yang hebat, pahlawan atau justru korban dari sebuah situasi.

Berbohong adalah suatu kebiasaan sebagai bentuk akibat dari pengalaman masa kecil yang traumatis, contohnya sering ditakut-takuti oleh teman atau orang tua atau dipukul dan dimarahi saat subyek mengatakan jujur.

Berbohong digunakan subyek sebagai bentuk pengesahan atas keyakinannya, contohnya "Saya kuat" (meski sebenarnya tidak), dan melakukan penyangkalan terhadap diri sendiri (denial).

Berbohong sebagai upaya untuk memperoleh penerimaan sosial, contohnya agar diterima di kalangan status sosial ekonomi tertentu, atau agar dianggap penting.

Apakah perilaku berbohong (compulsive lying) bisa sembuh?

Jika perilaku ini dilakukan di usia dewasa, biasanya sangat kecil kemungkinan untuk bisa sembuh, karena sudah menjadi bagian dari karakter kepribadian.

Jika individu tersebut berniat untuk berubah dan sembuh (biasanya hampir tidak pernah terjadi) dapat dibantu melalui proses psikoterapi yang melibatkan orang-orang terdekat dengan proses yang lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun