Mohon tunggu...
SITI NURYANI
SITI NURYANI Mohon Tunggu... Desainer - Graphic designer, writer

Jika ada kata yang sulit diucapkan maka menulis lah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bullying Membawa Trauma dan Tersimpan di Alam Bawah Sadar

2 November 2019   01:00 Diperbarui: 9 November 2019   09:19 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada yang baik dari bullying selain trauma berat dan terganggunya psikis manusia

Penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian (bahasa Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan (wikipedia)

Bullying kerap terjadi karena adanya suatu kelompok sosial yang merasa derajatnya lebih tinggi daripada yang lain. Suatu keadaan yang seolah mengatakan bahwa hukum rimba itu masih berlaku hingga saat ini. 

Bullying dapat berupa penindasan, intimidasi, pelecehan dan lainnya. Kejadian seperti ini kerap terjadi di sekolah. Yang akhirnya menyebabkan trauma masa lalu dan membuat korban selalu merasa ketakutan jika bertemu dengan pelaku atau menemukan kejadiab mirip dengan apa yang terjadi padanya di masa lalu.

Saya contoh nya, dulu ketika saya menginjak smp di salah satu sekolah menengah pertama di daerah kab.tangerang saya pernah mengalami pembullyan. Kejadian ini terjadi ketika saya beranjak ke kelas 2 SMP. Saya murid yang cukup pandai selalu mendapat pujian dari guru, sering mendapat rangking 1. Entah kenapa semua terjadi begitu saja, mulai dari saya tidak disukai karena  dianggap terlalu di banggakan oleh guru, hingga masalah pertemanan, bahkan asmara.

Saya tidak tahu harus berbuat apa. Apapun yang saya lakukan selalu mendapat ujaran kebencian dari mereka yang notabene 1 geng. Ya, dari mulai tak ditemani dianggap hina bahkan mulai timbul pembullyan yang lebih parah. Semua terlihat cukup menyakitkan terlebih untuk psikis saya. Sampai suatu waktu saya mengadu pada guru dan apakah itu berhasil??

TIDAK. Semua malah bertambah kacau dari situ. Entah bagaimana caranya yang awal mulanya hanya 1 geng yang membully ku, hingga berakhir pada 1 kelas memusuhi ku. Aku bingung aku takut aku tidak tahu harus bagaimana. Aku pikir dengan membeberkan semua nya pada guru aku akan lebih aman dan bullying akan berhenti.

Ternyata tidak. Psikisku kacau belajarku pun tak tenang. Semua terlihat seolah neraka bagiku. Butuh 1 tahun untuk melaluinya. Dan apa yang terjadi padaku ??

Nilai ku hancur. Aku yang tahun lalu berada pada posisi pertama. Kini rangking ku turun ke urutan 21. Orang tua ku marah, tapi aku tak berani menyampaikan pada mereka tentang apa yang terjadi padaku selama di kelas.

Setelah kenaikan kelas aku kira semuanya akan berakhir, ternyata TIDAK. Aku kembali 1 kelas dengan orang yang pernah melakukan pembullyan padaku. Aku kembali takut tapi aku mulai membentengi diri. Berpikiran bahwa  "Mereka boleh melakukan pembullyan terhadapku tapi aku tak akan membiarkan mereka menjatuhkan prestasiku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun