Mohon tunggu...
Samuel Ordo Fransiskan
Samuel Ordo Fransiskan Mohon Tunggu... Jurnalis - Samuel

Asal Sekura Kalimantan Barat, Keuskupan Agung Pontianak. Sekarang Profesi sebagai Jurnalis di Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak di Portal berita MajalahDuta.Com, dan PenaKatolik Nasional. Ia juga sudah menerbitkan 6 buku ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sam Nyian Jit ka Oi Hok Khin, Sam Nyit Jit ka Tet Pian Lansie

4 Juli 2020   22:44 Diperbarui: 4 Juli 2020   23:21 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan Kalimantan Barat? 

Mungkin sebagian dari pembaca sudah tahu, bahwa Kalimantan Barat merupakan salah satu pulau yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa. Maka tidak heran, sejak zaman Belanda, di Pontianak tepatnya di Siantan ada didirikan tugu Khatulistiwa.

Suhunya pun bukan main panasnya, ya itulah Kalimantan. Jika anda terbiasa dengan suasana atau lingkungan yang dingin, maka dengan anda datang ke tanah Kalimantan, bersiaplah untuk merasakan gerah, panas dan harus merelakan kulit putih kalian berubah, (bagi yang putih yooo,,, hehehe).

Bagi anda yang baru membaca artikel ini, saya mau  sedikit berbagi kepada anda sekalian, bahwa Kalimantan Barat umumnya disebut dengan Pulau khas dengan tiga etnis. Tiga Etnis besar itu ada Dayak, Tionghua dan Melayu.

Ke tiga etnis ini sudah lama hidup rukun berdampingan satu dengan yang lain, meskipun sekarang sudah banyak pendatang yang masuk, namun tetap saja Kalimantan Barat dikenal dengan istilah Cindayu ( Cina, Dayak, Melayu ). 

Setiap etnis memiliki keunikannya masing-masing, nah kebetulan disini saya akan lebih banyak berbagi terkait dengan istilah-istilah atau pepatah tua orang Hakka ( Hakka Nyin; bahasa khek) yang sudah lama di turunkan oleh orang tua sebagai nasehat untuk anaknya. Umumnya kebiasaan orang tua (Tionghua) saat menegur anaknya atau anak kecil bisanya menggunakan pepatah. 

Pepatah tua ini sudah ada yang merupakan hasil dari pengalaman dan pemerenungan mereka dalam pengalaman hidup yang telah mereka lalui. Kemudian itu yang biasa orang tua jadikan nasehat bagi anak-anak mereka, sebagai ajaran kebijaksanaan hidup. 

Seperti judul diatas, saya pikir tidak asing khususnya bagi mereka orang Suku Tionghua Turunan Hakka atau mereka yang biasa menggukan bahasa Khek, istilah itu biasa sering digunakan untuk menegur anak-anak yang sudah mulai malas.

"Sam nyian jit ka oi hok khin, sam nyit jit ka tet pian lansie," ini jika diartikan secara mentah-mentah berbunyi (tiga tahun kita belajar menjadi rajin, tiga hari kita bisa malas). 

Sudah dapat maksud saya? 

Baik, saya akan sedikit mengulas apa yang disebutkan di atas. "Sam nyian jit ka oi hok khin, sam nyit jit ka tet pian lansie," ini saya dapat dari Ayah saya, saat saya berumur sekitar 18 tahun, tepatnya di Jl, Trans Kalimantan Barat, Desa Teluk Bakung, Dusun Lintang Batang, RT. 4 dan RW.2, yang dimana kampung itu merupakan Mayoritas orang suku Dayak Kanayatn.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun