(1) PDI-P dan Nasdem pecah kongsi. Masuknya rombongan Gerindra dalam gerbong koalisi Pemerintahan Jokowi akan merubah konstelasi kekuatan pengaruh partai-partai koalisi pengusung Jokowi. Pertemuan Megawati dengan Prabowo membuktikan bahwa telah ada kesepakatan-kesepakatan pembagian kekuasaan antara PDIP dan Gerindra.Â
Kesepakatan tersebut tidak sesuai dengan harapan partai Nasdem, berkecil hati karena menganggap PDIP lebih memperhatikan rival dari pada kawan sejati yang sudah berkeringat memperjuangkan kawannya menjadi Presiden.
(2) Masih terkait dengan pertama, Nasdem ingin melepaskan diri dari bayang-bayang PDIP. Nasdem berpendapat sudah saatnya nanti pada Pilpres 2024, Nasdem sebagai partai penentu bukan lagi hanya pengikut dibawah dominasi PDIP. Nasdem sebagai pemimpinnya, akan mencari partai pendukung lainnya untuk memajukan  Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Ketiga, Â konspirasi terselubung antara PDIP, Nasdem dan Gerindra. Kemungkinan ini dapat terjadi karena garis politik ketiga partai ini mirip-mirip, yaitu nasionalisme pendukung Pancasila.Â
Ketiga partai ini kemungkinan lebih solid dan awet menghadapai peristiwa politik nasional Pilpres 2024. Ketiga partai ini akan memainkan politik dua kaki, kaki manapun yang akan memenangkan Pilpres 2024, kekuasaan tetap dipegang mereka. Â
Partai-partai lain akan dipaksa memilih ke salah satu kubu, yang pada prinsipnya kedua kubu seolah-olah bertarung tetapi sesungguhnya permainan persekutuan tiga partai tersebut.
Bagaimana dengan Islam "garis keras" yang merupakan pendukung militan Anies Baswedan? Islam garis keras sangat membutuhkan partai nasionalis pendukung Pancasila.Â
Prabowo bersama Gerindra sudah masuk buku hitam di akar rumput, partai Nasdem dibutuhkan pengganti Gerindra. Pendukung Islam garis keras akan mencermati langkah Surya Paloh ini, mereka berharap motivasi tersebut karena alasan pertama dan/atau kedua, mereka tidak ingin dua kali jatuh pada lubang yang sama.
Politik pragmatis dan oportunistik di Indonesia bagai musim pancaroba, arah angin tidak dapat diduga, sewaktu-waktu dapat berbalik arah.