• Model Lasswell : Model klasik ini merangkum proses komunikasi dengan formula: " Siapa (Da'i) mengatakan Apa (Pesan) melalui Saluran Apa (Media) kepada Siapa (Mad'u) dengan Dampak Apa. " Ini membantu Da'i memetakan seluruh komponen dakwah.
• Komunikasi Persuasif : Dakwah adalah upaya untuk memengaruhi keyakinan, sikap, dan tindakan orang. Untuk itu, pesan dakwah harus:
   Disampaikan oleh Da'i yang Kredibel (dipercaya). Menggunakan elemen emosional agar menarik. Didukung oleh alasan dan logika yang kuat agar diterima akal sehat.
• Teori Uses and Gratifications : Teori ini menyatakan bahwa audiens itu aktif dan memilih konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, Da'i harus memahami apa yang dicari audiens (misalnya, pemahaman agama yang interaktif) agar konten dakwah menjadi relevan dan diminati.
• Teori Interaksi Simbolik : Makna pesan Islam dibentuk melalui interaksi sosial. Audiens memahami dan menghayati ajaran Islam melalui diskusi dan interaksi dengan Da'i dan sesama anggota komunitas. Media digital seperti kolom komentar dan forum online memfasilitasi interaksi ini.
• TeoriAgenda Setting : Media memiliki kekuatan untuk menentukan isu apa yang dianggap penting oleh publik. Dalam dakwah digital, Da'i dapat memanfaatkan media untuk "mengatur agenda" dengan secara konsisten menyoroti topik-topik keagamaan yang krusial, mendorong perubahan positif dalam masyarakat.
Â
Implementasi dalam Dakwah Digital dan Peran Media Baru
Dakwah Digital berarti menerapkan teori komunikasi ke dalam strategi penyampaian pesan Islam menggunakan teknologi modern. Langkah praktisnya meliputi:
1. Memahami Audiens : Melakukan riset untuk mengetahui siapa mereka, apa kebutuhan dan platform favorit mereka.
2. Menyusun Pesan yang Relevan : Membuat konten yang benar-benar dibutuhkan dan menarik perhatian audiens.