Mohon tunggu...
Sayyid Abdullah
Sayyid Abdullah Mohon Tunggu... mahasiswa

KKN BTV III UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Kotoran Ternak Sapi Menjadi Kompos di Desa Jetis Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo Jawa Timur

28 Agustus 2021   13:00 Diperbarui: 28 Agustus 2021   13:54 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Program KKN UNEJ BTV 3, KKN pada tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya yang dilaksanakan di kampung halaman mahasiswa masing-masing atau  pada daerah domisili  (Back To Village). Program ini diterapkan  sebagai salah satu tindakan dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 yang sudah menyebar luas sejak akhir tahun 2019. Sasaran desa yang saya tuju untuk menjalankan program kerja yakni di Desa Jetis. Desa Jetis merupakan salah satu desa yang ada di kecaamatan Besuki Kabupaten Situbondo provinsi Jawa Timur. Desa jetis sendiri terdiri dari 8 dusun diantaranya adalah Dusun Langsep, Dusun Randu, Dusun Krajan, Dusun Biting, Dusun Kanak putih, Dusun Kesambi, Dusun Tanjung, dan Dusun Karang Tengah.

            Desa Jetis memiliki wilayah seluas 426 Ha, mayoritas wiayah jetis berupa lahan persawahan adapun usaha rumahan yng sangat menonjol di Desa Jetis adalah perusahaan tahu dan tempe selain itu dengan tekstur tanah lempung berpasir selain cocok untuk tanaman padi dan tanaman dan bebagai jenis tanaman semusim, juga pada akhirya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan pembuatan batu bata.

            Kondisi transportasi di Desa Jetis dapat dikatakan relatif lancar, kemudahan akses transportasi tersebut turut mendorong mobilitas masyarakat dalam menjangkau sumber kegiatan ekonominya, selain itu mayoritas penduduk Jetis beragama islam menjadikannya cukup banyak tempat ibadah di desa tersebut. Mayoritas penduduknya didominasi suku Madura. Di Desa Jetis juga masyarakatnya banyak yang memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam dan lainnya.

dokpri
dokpri
            Penularan covid-19 yang semakin merajalela di Indonesia menjadi dasar bagi pemerintah untuk menerapkan berbagai aturan seagai upaya penularan covid-19. Salah satu kebijakan yang masih berlangsung hingga saat ini adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan ini menekan seluruh kegiatan sosial yang ada di masyarakat, mencegah terjdinya kerumunan yang berpotensi menularkan virus covid-19. Hal itu juga berdampak pada sektor perekonomian masyarakat Desa Jetis. Banyak dari masyarakat Desa Jetis yang tidak berpenghasilan tetap mengeluhkan permasalahan ini.

            Masyarakat desa Jetis masih banyak yang kurang sadar akan kebersihan lingkungan, salah satu contohnya adalah masih banyak masyarakat yang memiliki ternak membuang kotoran ternaknya ke sungai. Sungai yang seharusnya menjadi tempat bagi makhluk hidup di air, malah tercemari oleh limbah kotoran ternak ini.

dokpri
dokpri
            Oleh karena itu dengan adanya berbagai problematika yang dirasakan oleh masyarakat untuk merespon permasalahan tersebut, saya Sayyid Abdullah sebagai salah satu  mahasiswa Universitas Jember yang sedang melaksanakan KKN Back To Village III di Desa Jetis memilih program kerja untuk mengolah kotoran ternak (sapi) menjadi pupuk organik padat (kompos) agar dapat mengurangi limbah kotoran ternak yang dibuang ke sungai dan membantu perekonomian masyarakat dengan menjual kompos. Contoh proses pembuatan kompos ini dapat dilihat pada link berikut :pembuatan kompos  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun