Ini kasus tentang perilaku pengendara (dan pejalan kaki) di jalan raya. Mungkin tak semua tempat mengalami kondisi yang sama. Saya hanya ingin berbagi yang saya alami saja.
Berkali-kali, saya menemukan pengendara yang kurang peduli terhadap keselamatan dirinya sendiri. Gimana sih bentuk ketidakpeduliannya itu?
tidak pasang spion
Ini untuk pengendara motor. Spion merupakan salah satu hal penting dalam mengendarai motor, bila kita ingin menyalip, masuk ke perempatan yang ramai ataupun ingin menyeberang, kita selalu butuh spion. Agar kita sebagai pengendara dan pengendara lainnya di jalan sama-sama selamat.
Ada yang tidak peduli dan cuek saja dengan tidak memasang spion dan memasang spion tanpa kaca. Motivasi memasang spion hanya karena takut ditilang polantas, bukan karena ingin mengendarai dengan aman dan nyaman. Kalau sudah menemui pengendara motor "jenis" ini, kita mesti ekstra waspada, karena jelas si pengendara tidak terlalu memperhatikan pengendara lainnya.
Tidak menyalakan lampu di malam hari
Lagi-lagi tentang pengendara motor. Di malam hari, kita hanya bisa mengandalkan penerangan lewat lampu jalan dan lampu yang ada pada kendaraan kita. Siapa pun pengendara, pasti ingin sampai dengan selamat. Tapi saying sekali, masih ada yang kurang peduli akan hal ini. Membiarkan motornya tanpa lampu penerangan di malam hari. Keteledoran semacam ini bukan hanya bisa berbuah petaka bagi si pengendara, tapi juga pengendara yang lain.
Bayangkan, jika sang pengendara mengebut di malam hari tanpa lampu penerangan. Kita berada di sisi yang berlawanan, yang bisa kita sadari hanya suara motornya yang tiba-tiba. Jika terjadi kecelakaan, ini bisa menimpa banyak pengendara yang lain. Sebuah keteledoran yang bisa menjadi masalah buat orang banyak.
Memakai ponsel di waktu yang salah
Hamper setiap orang di zaman sekarang memiliki telepon genggam. Ya, untuk berkomunikasi ataupun mendapatkan fungsi turunan lainnya dari ponsel. Yang jadi "masalah", adalah ketika para pelaku di jalan raya asyik di jalan raya, sedangkan jalan raya dalam keadaan yang ramai.
Beberapa hari lalu, ketika sedang di jalan saya menemukan seorang pejalan kaki yang sedang menelepon sambil menyeberang. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi pengendara ketika melihat pejalan kaki yang "tidak peduli" ini? Panic, mengerem tiba-tiba dan beruntungnya si pejalan kaki bisa menyeberang dengan selamat. Sampai ke seberang tanpa kekurangan satu apapun. Bisa dibilang ia beruntung, karena kalau tidak ia bisa tertabrak pengendara motor dan mobil.
Ada juga kasus di mana pengendara mobil dan motor terlalu asyik dengan ponselnya kala berkendara. Pengendara mobil, sedikit lebih enak karena mobil memiliki empat ban. Sedangkan pengendara motor, hanya bertumpu pada keseimbangan dan konsentrasi. Orang Indonesia memang hebat, bisa mengendarai motor sambil menelepon atau mengirim sms. Benar-benar hebat.
Jalan raya adalah tempat yang ramai, tempat yang tidak pernah bisa kita prediksi. Kala kita berharap jalan lengang, ternyata macet parah. Belum lagi perilaku-perilaku para pengendara yang bikin hati panas dan jantung deg-degan. Sebagai sesama pengendara, kita hanya harus peduli kepada diri kita dan kepada pengendara lain.
Karena di jalan raya, semua orang ingin sampai dengan selamat sampai tujuan. Tidak ada yang ingin mengalami kecelakaan, tabrakan ataupun musibah. Tidak ada. Makanya, kepedulian menjadi hal yang wajib. Jangan sampai kecelakaan-kecelakaan parah terjadi hanya karena tindakan konyol yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Peduli diri sendiri, peduli juga pengendara lain
Selamat pagi dam salam semangat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI