Dua pertanyaan yang semakin kesini dunia harus mengakui bahwa kekuatan Hamas setara dengan kekuatan militer penjajah zionis.
Hamas menjadi sebuah perubahan nyata kekuatan yang di cap barat dan arab sebagai teroris ternyata lebih daripada pejuang yang ditakuti lawan dan kawan.
Ibarat kutu melawan macan maka Hamas bisa menjadi  bisa menyatukan proxy yang peduli kepada nasib Palestina yang dijajah dan semakin nyata di musnahkan kekuatan barat yang panjang tangannya zionis israel.
Perundingan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar sedikit membuahkan hasil dengan kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan sandera dari kedua belah pihak ( 18 Agustus 2025) membuat dunia internasional sedikit bernafas lega.
Namun kemenangan  apa bagi pejuang Palestina belum terasa mantap adanya sebab dendam zionisme masih sampai akarnya dan niat  untuk menguasai Gaza tidak padam.
Namun kekuatan  global sepertinya sudah berubah total sejak Rusia menginvasi Ukraina maka kedok amerika dan Nato ( eropa) untuk menguasai dunia semakin terganjal oleh Rusia dan RRC hingga saat ini.
Target koalisi Global amerika dan eropa dengan NATO terganjal oleh keberanian Hamas meletupkan perang global hingga saat ini yang sepenuhnya bisa  melawan kekuatan amerika di timur tengah yakni Israel.
Kegagalan amerika dalam perang proxy di timur tengah nampaknya membuat donald berusaha keras dengan memveto setiap keputusan PBB demi perdamaian di negeri Gaza dan Palestina hingga kini.
Apakah harus semua  hancur baru dunia menyadari bahwa kemanusiaan itu lebih penting daripada ego dan emosi untuk saling hancurkan satu negeri dan negeri lainnya bukankah seharusnya dunia internasional harus bergerak cepat sebelum semua menjadi hancur dan tidak bisa dikendalikan lagi dalam perang di timur tengah ini.,
Perang di Gaza telah membuka dan dunia sudah tahu ada kekuatan baru yang bermain di timur tengan di tengah isu pembasmian massal zionis terhadap penduduk asli Palestina dan dukungan proxy inilah yang membuat semua negara tahu kekuatan apa di balik zionis dan kekuatan apa yang ada di belakang Hamas dalam perang yang sudah hampir 22 bulan tiada akhir ini.
Semoga dengan berhasilnya perundingan yang diprakarsai oleh Mesir dan Qatar ini membuka pintu kemanusian yang adil dan kemerdekaan bagi Palestina hingga akhir nanti dan inilah harapan yang ditunggu masyarakat dunia hingga saat ini