Mohon tunggu...
Muhammad Sayidi Akbar
Muhammad Sayidi Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mama, mama, dan mama

Alon tapi gak berhenti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kembalinya Tiktok Shop dalam Perspektif Sosiologi

21 Desember 2023   12:44 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditutupnya tiktok shop pada 4 oktober 2023 lalu sempat memberikan angin segar kepada para pelaku usaha atau bisnis konvensional. Hingga pada akhirnya tiktok shop yang merupakan naungan Bytedence asal China kembali dibuka, berintegrasi dengan sebuah platform e-commerce ternama di Indonesia yaitu Tokopedia dan menguasai saham lokapasar tersebut sebesar 75%. Distopnya tiktok shop pada 4 oktober tersebut merupakan sebuah bentuk kesenjangan sosial diantara pelaku bisnis. Seperti halnya yang terjadi di pasar tanah abang beberapa waktu lalu, dimana banyak sekali para pelaku usaha di pasar tersebut yang sepi pelanggan.

Dalam sosiologi, kesenjangan sosial dapat terjadi karena perbedaan yang tidak sepadan antarkelompok masyarakat dalam suatu bidang kehidupan. Ketidaksepadanan ini muncul ke permukaan dan menimbulkan adanya kecemburuan sosial. Sementara itu dalam teori sistem sosial yang dikemukakan Talcott Persons, kesenjangan sosial adalah sebuah ketidaksesuaian antara realitas sosial dan fungsi dalam sistem sosial. Terjadinya kesenjangan sosial disebabkan karena keseimbangan sistem sosial yang terganggu. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Tanah Abang, dimana para pelaku usaha konvensional ini meminta pemerintah untuk menindaklanjuti adanya kesenjangan ini dengan menutup platform e-commerce (tiktok shop). Disisi lain para pelaku usaha yang bergerak dibidang digital justru merasakan dampak sebaliknya. Tiktok shop hadir karena memiliki kelebihan dari platform e-commerce lain, yaitu promosi melalui live streaming platform memiliki peluang yang besar dalam menggaet penonton dari pada platfrom lainnya. Memang tidak mudah untuk menggaet penonton dalam sekali live streaming. Selain itu produk-produk yang ditawarkan juga tergolong murah. Namun, jika mereka (pelaku bisnis konvensional) konsisten dalam melakukan promosi digital dan mempelajari algoritmanya, para pelaku usaha konvensional ini justru akan merasakan manfaatnya.  

Dengan dibukanya tiktok shop kembali, harus dijadikan pengalaman bagi semua pelaku usaha terkhusus para pelaku bisnis konvensional. Semakin berkembangnya tahun, menandakan bahwa semua mulai beralih keranah digital. Hal ini menjadi hal baru yang mau tidak mau harus dihadapi dan dikuti. Jika tidak, kita akan selalu ketinggalan dari yang lain. Salah satu bentuk pengendalian sosial dalam hal ini adalah dimana pemerintah juga harus memperhatikan dan memberi batasan apa yang menjadi penyebab platform ini sebelumnya ditutup. Sehingga menjadi tolak ukur dengan kembalinya platform ini untuk memberikan keseimbangan bagi semua pihak.                    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun