Mohon tunggu...
Ruang Mimpi Kak Ayid
Ruang Mimpi Kak Ayid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ruangmimpikakayid.wordpress.com

Sebuah ide jika tak segera dicatat hanya akan seperti pesawat yang melewati segitiga bermuda, Setelah menghilang sulit untuk ditemukan kembali. Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah pengikatnya. Bingung mau nulis apa biar penuh aja kolom Bio nya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Cara Brilian Mengenali "Hoaks Sains dan Teknologi" Melalui Sosialisasi Migrasi TV Digital

19 Agustus 2021   15:01 Diperbarui: 19 Agustus 2021   15:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

19 Agustus 2021 | Sayidah Zulfa

Hasil Survey di 34 provinsi kepada 1.670 responden dengan judul laporan "Status Literasi Digital Indonesia 2020" yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) menyimpulkan kemampuan literasi pengguna internet di Indonesia masih rendah. KIC bekerja sama dengan SiBerkreasi dan Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam penyusunan survey literasi digital dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengenali hoaks digital.

Dalam survey tersebut 74,7 persen responden mengakses Internet dari rumah, sebanyak 88,8 persen responden mengaku pernah menyebarkan hoaks, dan 68,4 persen responden menyebarkan hoaks dengan alasan hanya meneruskan berita yang tersebar tanpa memikirkan berita tersebut fakta atau hoaks.

Pada 13 Desember 2017 Kominfo menginformasikan sebanyak 800.000 situs teridentifikasi sebagai penyebar hoaks. Meski jumlah pengguna internet mencapai 73 persen dari 271 juta jiwa penduduk Indonesia, namun survey UNESCO tentang minat membaca masyarakat Indonesia berada di angka 0,001 persen. Dengan kata lain dari 1.000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat membaca. Salah satu isu hoaks yang paling banyak beredar di masyarakat meliputi isu politik, kesehatan, dan agama yang sangat bertolak belakang dengan konsep metode ilmiah khususnya di bidang sains dan teknologi.

Berdasarkan hasil survey KIC di atas Indonesia merupakan pasar ekonomi digital raksasa yang terbesar di Asia Tenggara, namun sangat disayangkan kesimpulan serupa juga disampaikan oleh World Digital Competitiveness Ranking, Indonesia menempati rangking ke-56 dari 62 negara dengan daya saing digital yang rendah di skala Internasional.

Kabar baik dari Indonesia dalam program migrasi TV digital yang disosialisasikan Kementrian Komunikasi dan Informatika yaitu penjabaran detail terkait alasan ilmiah perlunya segera menindak cepat pemadaman siaran TV analog untuk memajukan ekonomi digital Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya frekuensi untuk kualitas penanyangan televisi yang lebih bersih, jernih, dan canggih serta mengoptimalkan fasilitas transformasi digital yang memadai untuk pengguna internet Indonesia.

Topik utama yang dibahas Kominfo dalam program pendigitalisasian TV Analog adalah efisiensi frekuensi pada pita 700 MHz. Pemanfaatan gelombang radio secara aktif banyak dipergunakan untuk kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Penerapan teori gelombang elektromagnetik sejak dulu terus dikembangkan oleh banyak fisikawan agar berguna bagi kehidupan manusia.

Fisika merupakan ilmu sains yang paling mendasar. Ilmu ini sangat fundamental untuk diketahui oleh masyarakat untuk mengurangi paparan hoaks teknologi yang sering beredar di dunia maya. Alasan pentingnya migrasi ke era TV digital diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat agar dapat berfikir logis, kritis, dan sistematis. Penemuan ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mensyukuri berbagai kenikmatan teknologi yang dihasilkan dari alam untuk kehidupan sehari-hari.

Beralihnya siaran TV analog ke TV digital memberi kesempatan kepada pemerintah untuk dapat segera mengoptimalkan pengelaran teknologi jaringan 5G yang sedang berkembang di zaman modern saat ini. Serangkaian teori ilmiah telah diperhitungkan dengan cermat oleh para ilmuwan sehingga dengan terciptanya teknik multiplexing yang diterapkan pada siaran TV digital, masyarakat Indonesia dapat turut merasakan dinamika teknologi digital pada era baru penyiaran televisi yang lebih bersih, jernih, dan canggih.

Pada tahun 2021 Penduduk di Indonesia terdiri dari 271.349.889 jiwa. Prestasi anak bangsa telah banyak mengharumkan nama negara pada bidang teknologi digital skala Internasional. Meski demikian jika mengacu pada persentase survey UNESCO tentang minat membaca masyarakat Indonesia, maka hanya 271.350 orang di Indonesia yang memiliki minat membaca, tentu tidak semua orang tertarik untuk membaca atau mempelajari sains dan teknologi khususnya berkaitan dengan teori fisika.

Informasi detail yang dijabarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika diharapkan mampu mengurangi penyebaran hoaks terkait sains dan teknologi yang menggunakan konsep irasional dalam menyampaikan suatu teori terlebih mayoritas hoaks yang disebarkan tidak memiliki validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian.

Masyarakat diharapkan meningkatkan kemampuan critical thinking agar tidak mudah terjerumus ke dalam syubhat seputar teknologi digital. Apalagi sampai dihubungkan dengan keadaan isu politik, kesehatan, dan agama. Tentu ini bukanlah langkah bijak dalam menyeleksi informasi yang diterima. Cara brilian untuk mengenali berita hoaks adalah dengan melihat sumber atau referensi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, seperti nama peneliti, jurnal atau laporan survey penelitian, dan serangkaian keselarasan antara teori landasan, pengamatan, dan pembahasan sehingga kesimpulan dari berita yang diterima sejalan dengan sikap ilmiah.

Sosialiasi migrasi TV digital yang masif dilakukan oleh Kominfo lebih dari cukup untuk menjelaskan besarnya kontribusi para fisikawan di bidang sains dan teknologi digital untuk masyarakat. Kesepakatan peyiaran siaran digital oleh negara anggota ITU pada region-1 juga harus segera dilaksanakan sepenuhnya paling lambat 17 Juni 2015 dalam rangka efisiensi frekuensi. Hingga saat ini sebesar 90 persen negara di dunia telah beralih ke siaran TV digital.

Inti dari permasalahan bangsa Indonesia sehingga mudah terprovukasi berita hoaks khususnya terkait teknologi digital kembali mengacu pada survey UNESCO tentang minat membaca masyarakat kita. Untuk mempercepat proses pemadaman siaran TV analog dan beralih ke siaran TV digital, mari kita pupuk semangat literasi digital agar bangsa dan negara Indonesia dapat segera menikmati era digital yang lebih canggih dan modern.

Kehidupan alam semesta akan terus mengalami berbagai perubahan seiring dengan ditemukannya mekanisme hukum alam yang dapat dipelajari, dimanfaatkan, dan dikembangkan oleh manusia. Hal ini merupakan tradisi dari Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan ketetapanNya dari zaman ke zaman guna mengatur kehidupan manusia yang dalam penciptaanNya dikaruniai akal untuk menganalisa cara kerja hukum alam salah satunya penggunaan efisiensi frekuensi.

KetetapanNya terhadap suatu penemuan yang merubah kehidupan masyarakat seperti pada perkembangan teknologi digital merupakan kecenderungan bawaan alamiah manusia untuk mengaplikasikan manfaat suatu mekanisme hukum alam tertentu dengan jujur untuk kehidupan manusia. Hal ini sangat selaras dengan makna yang terkandung dalam setiap butir pancasila, sikap ilmiah, dan nilai kebaikan manusia yang pada umumnya ingin memberikan manfaat yang besar untuk manusia lainnya.

Bacalah! Demikian perintah dari Yang Maha Esa, acuan tersebut semoga menjadi prinsip pokok bagi masyarakat Indonesia agar lebih jeli dalam mengenali informasi hoaks tentang teknologi digital.

Migrasi TV Digital dan Transformasi digital bagi masyarakat, pelaku industri konten dan kreatif, pelaku usaha UMKM, pemerintah, pelajar, Ketenagakerjaan, dan bidang terkait lainnya memiliki manfaat yang sangat banyak. Kita hanya perlu membuka diri melalui peningkatan kemampuan literasi digital dan litersi finansial agar bangsa dan negara Indonesia bisa menjadi negara maju dan sejahtera sehingga kredibilitas dan kapabilitas bangsa ini diakui oleh dunia Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun