Mohon tunggu...
Akhmad Saefudin
Akhmad Saefudin Mohon Tunggu... Editor - An Amateur Writer

Penikmat tulisan bagus yang masih saja malas belajar menulis bagus......

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Memburu Berkah (2): Menjemput Kemengan nan Fitri

23 Mei 2019   23:15 Diperbarui: 23 Mei 2019   23:39 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.tmpo.co/

Rudi meresponnya dengan kening berkerut. "Serius ini, apa hubungannya sama Diana Ross?" tukasnya kesal.

Saat itu, aku tersugesti mencari sumber tembang merdu itu. Yang membuatku kaget, ternyata lagu Diana Ross itu berasal dari ponsel jadul seorang abang tukang becak. Sementara si abang tertidur pulas di joknya. "Awalnya aku protes, hebat betul selera musik si abang tukang becak. Bahkan untuk penghantar tidur, dia mendendangkan tembang hits salah satu diva pop dunia. Tetapi mendadak kesadaranku tersentak. Aku jadi berpikir. Lelaki paruh baya yang mengayuh becak untuk menafkahi anak istrinya bisa begitu lelapnya beristirahat. Sementara aku yang tinggal di rumah cukup lapang dengan spring bed kesulitan nyenyak hanya gara-gara kesulitan memenuhi kebutuhan anakku. Agh, malu aku. Padahal, isi dompetku saat ini mungkin lebih banyak dari si abang tukang becak,"

Rudi masih tampak serius menunggu kelanjutan ceritaku. Tetapi raut mukanya sedikit mengendur, tak setegang sebelumnya. "Maksudmu, tukang becak itu lebih berkah dari kamu, bro? Tanya Rudi.

"Dalam kasusku saat itu, kubilang iya. Karena dia lebih memiliki ketenangan hidup. Mungkin dia lebih bahagia. Padahal, tak sedikit orang-orang kaya raya yang untuk tidur saja harus mengkonsumsi obat penenang. Inilah hidup, bro. Lucu kadang ya,"

"Kuncinya, menurutku ada di Ramadhan ini, bro. Mohon maaf, mungkin kamu yang hidup berkecukupan sering diburu ritual mengejar pemenuhan keinginan demi keinginan. Selesai dengan ini, pingin itu dan seterusnya. Jadi, kadang kita dibuat menderita oleh lalu lalang keinginan yang kita buat sendiri, tanpa berupaya mengendalikannya. Nah, kata para kiai dan ustadz, puasa itu hakikatnya tirakat untuk mendidik keinginan agar tak liar. Nah, siapa yang sukses melakoni hakikat puasa, dialah yang akan memperoleh kualitas berkah, dia pasti bahagia,"

"Tolong diperjelas, bro. Aku belum menemukan benang merahnya ini, puasa bikin orang bahagia?"


"Coba kau bayangkan saat buka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan bahagia, maka saat paling bahagia adalah begitu adzan maghrib berkumandang kan. Nah, di momen itu, segelas teh manis atau air putih beserta tiga biji kurma sebetulnya sudah cukup membahagiakan. Tapi nafsulah yang membuat kita ingin memenuhi meja makan dengan aneka menu takjil yang terlihat menggoda lidah di sore hari. Padahal, belum tentu pas berbuka bisa termakan semua,"

"Wah, betul juga sih," celetuk Rudi menyimpulkan.

Mumpung dia mulai mengamini, akupun berkisah tentang drama besar terusirnya Adam dan Hawa dari tlatah kenikmatan surga ke bumi yang fana. Meski telah dianugerahi berjuta kenikmatan si surga, Adam dan Hawa gagal memenuhi satu-satunya larangan Tuhan agar tidak mendekati pohon khuldi.

"Manusia ternyata mewarisi tabiat tamak. Apa yang ada seringkali tak pernah membuatnya cukup. Bahkan sebagian orang menempuhnya dengan cara terlarang, korupsi misalnya. Nah, kata guruku, siapa yang sukses berpuasa, sukses mendidik keinginan dan angan-angannya yang liar, dialah yang akan kembali pada kesucian, iedul fitri, kesucian asali manusia semisal adam saat masih menghuni surga"

Rudi terdiam. Menunduk. Tapi air matanya mengalir. Tanpa aba-aba, dia langsung berdiri menhampiriku. Memelukku dengan hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun