Entah kenapa, gadis itu selalu menarik perhatiannya.
Seperti kali ini. Dari gedung yang berbeda, dipisahkan oleh dinding kaca, berada tepat di samping mejanya. Entah kenapa, dari tadi ia hanya duduk dan memandangi gadis itu saja. Padahal tidak ada yang menarik di sana.
Aneh.
Akal mati-matian menyuruhnya berpaling, tetapi matanya enggan mendengarkan. Ia tidak tahu kenapa dadanya bergemuruh, namun hatinya terasa hangat entah bagaimana. Lucu, bukan? Ia tidak pula bicara atau sekedar menyapa. Lidahnya terkunci oleh garis tipis bibirnya, sedang ia entah sejak kapan telah lupa pada dunia di sekitarnya.
 Kenapa ia enggan menarik muka?
Ia hanya memandangi gadis itu. Sementara gadis itu seperti tidak menyadari pandangannya.
Gerimis pun perlahan jatuh dari langit hitam di atas sana.
Gadis itu sekarang mengangkat telunjuknya. Mencoba menuliskan sesuatu di jendela. Apa yang ditulisnya?
Tidak ada embun di kaca. Gadis itu hanya menggerakkan telunjuknya untuk menulis kata di udara. Namun entah kenapa ia sangat penasaran dengan apa yang ditulisnya. Lantas, gadis itu menghela napas dalam. Kembali hanya memandangi jendela.