Mohon tunggu...
Riris Theresia S.
Riris Theresia S. Mohon Tunggu... -

i like travelling and writing!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar dari Pencopet

23 Oktober 2014   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414036661920230218

Kejadiannya kemarin sore, sehabis pulang training dari Hotel Ibis Kramat. Saya berjalan kaki menuju shelter busway Mal Atrium Senen. Melihat antrian panjang di shelter tersebut membuat saya malas untuk naik busway, dan tiba-tiba jarak 5 meter terlihat sebuah bus bertuliskan P7 dengan trayek Grogol-Pulo Gadung, saya naik bus tersebut. Cukup mebayar Rp 3.000 saja saya bisa sampai di terminal Pulo Gadung.

Bus lumayan penuh terisi penumpang hingga saya tidak kebagian tempat duduk, setelah bus berjalan sampai kira-kira RS Yarsi Cempaka Putih saya baru kebagian tempat duduk. Baru 10 menit menempelkan bokong di tempat duduk bus, tiba-tiba suara gemuruh dari belakang terdengar copet..copeeett..copet.. saya menengok kebelakang dan semua penumpang di bus sedang sibuk memaki-maki dan memukul copet tersebut. Ada yang berseru lemparkan dia ke jalan, padahal bus sedang melaju, saya mulai takut. Saya takut karena manusia di dalam bus sudah mulai hilang kendali, tak bisa saya bayangkan kalau copet itu benar-benar di lempar keluar dari dalam bus. Ternyata supir bus masih memiliki hati, dia memberhentikan bus dan copet tersebut di turunkan sambil di maki-maki oleh penumpang lain. Saya sempat melihat seorang bapak yang di copet turun juga dari bus, lalu bus melaju. Pikiran saya mulai kemana-kemana, membayangkan seorang bapak yang di copet turun dari bus dengan pencopet tas nya, saya takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan kepada bapak tersebut. Saya tidak ingin menjadi lebih khawatir, akhirnya saya berdoa dalam hati agar si bapak sampai di rumah dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun.

Kejadian kemarin sore itu mengingatkan saya tiga belas tahun yang lalu saat duduk di bangku SMP. Dulu jarak dari sekolah ke rumah saya menggunakan kereta untuk pulang dan berangkat sekolah lalu di sambung dengan naik angkot 1x. Saat saya pulang sekolah mau menuju rumah dengan naik kereta, saya merasa ada yang tidak beres ketika di dalam kereta, penumpang berdesak-desakan. Curiga dengan kondisi tersebut saya turun di stasiun Bekasi dan memeriksa kondisi tas saya. Saya kaget karena dompet tidak saya temui keberadaannya, panik pun melanda. Saya kalut dan bingung sekaligus marah sekali dengan pencopet yang melakukan ini kepada saya. Dalam hati saya berkata "beraninya sama anak kecil", "dasar pencopet cemen", "saya doakan anda masuk neraka". Seketika saya langsung linglung karena bingung mau kerumah harus membayar angkot pakai apa, uang juga tidak ada di saku. Mau menelepon orang rumah, tapi saya ingat tidak ada orang di rumah. Bapak dan Mama bekerja, adik juga sekolah. Ada seorang bapak kasihan melihat saya yang linglung, dia menawarkan saya untuk ikut naik motor yang ia titipkan di stasiun kereta. Dia kenal nama saya, katanya satu komplek dengan rumah saya, dia juga kenal bapak saya. Namun bodohnya saya, menolak tawaran itu. Saya masih takut, saya masih mengira semua orang yang saya temui itu jahat. Saya memutuskan berjalan kaki untuk sampai di rumah.

Dalam perjalan saya kerumah, saya memulai berpikir kira-kira rencana apa yang Tuhan inginkan untuk saya pelajari saat itu. Saya mulai mengingat beberapa hal. Saya adalah pribadi yang sangat menghargai, menyayangi, dan mejaga semua barang pemberian orang, saya sangat menjaganya. Dan ketika barang itu hilang, saya bisa sedih sekali dan akan teringat kehilangan itu bisa berulang-ulang kali. Saya berpikir, tega sekali pencopet itu mengambil dompet saya, apakah dia tidak pernah kehilangan dompet atau sesuatu apalah yang lain. Seketika saya langsung berjanji pada diri saya, saya tidak akan pernah mengambil barang milik orang lain jika tidak di ijinkan. Karena jika saya tidak ingin dilukai hatinya karena kehilangan suatu barang di ambil orang lain, maka saya harus menjaga agar tidak mengambil barang milik orang lain. Terimakasih pencopet, anda telah mengajari saya satu hal saat itu.

Akhirnya perjalanan saya dari stasiun bekasi sampai di rumah dengan berjalan kaki selesai. Saya tiba di rumah dengan sangat letih dan ada beberapa luka di telapak kaki, sepertinya di akibatkan berjalan sangat jauh (saya kurang tau jarak berapa KM yang saya tempuh saat itu). Karena keletihan saya langsung tidur di tempat tidur tanpa mencopot sepatu dan mulai lupa atas kejadian pencopet dompet siang itu.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun