Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

7 Syarat Vital "Pengganti Ahok"?

3 September 2015   04:11 Diperbarui: 3 September 2015   05:07 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila Ahok terpilih kembali menjadi Gubernur, maka kira-kira 6-7 tahun ke depan barulah anda mendapat kesempatan mencalonkan diri menggantikannya. Oleh sebab itu tidak salah bila sejak dini anda mempersiapkan diri dengan berbagai latihan dan pengetahuan supaya tidak waktunya anda benar-benar sudah siap. Jikalau jaman sebelum Ahok dan Jokowi menjabat, maka mereka yang tidak punya uang tidak bakal dapat mencalonkan diri menjadi pejabat Kepala Daerah. Namun semenjak Ahok dan Jokowi berhasil meraih jabatan Gubernur dan Wakil di DKI Jakarta, maka rasanya bila kita tidak memiliki uangpun sudah dapat mencalonkan diri, karena sesuai dengan kesaksian Ahok dan Jokowi demikian. Oleh sebab itu maka 6-7 tahun ke depan bila anda memang hendak mencalonkan diri maka untuk masalah uang tidak perlu dikuatirkan lagi, yang penting kata orang “di mana ada kemauan di situ ada jalan”.

Perlu diingatkan bahwa setiap mereka yang hendak dipilih menjadi Kepala Daerah biasanya harus memiliki kriteria tertentu misalnya fit and proper test. Namun belakangan ini kita menjadi bingung karena ada beberapa orang yang dicalonkan menjadi kepala daerah diberbagai tempat walau sudah fit and proper test tetap saja mengundang kritikan dan kecaman dari masyarakat Indonesia dan sejumlah netizen di dunia maya. Mungkin mereka memiliki kepintaran pengetahuan dan pengalaman untuk memimpin, tetapi ada satu hal yang belum dimiliki oleh mereka adalah integritas diri.

Berikut ini ada tujuh syarat yang berhasil penulis rangkum selain 16 syarat calon Kepala Daerah seperti tercantum dalam UU NO 32/2004, dan secara khusus apabila seseorang hendak menjadi pengganti Ahok menjadi Gubernur DKI yang ASLI, bukan “Gubernur Gadungan” yang dari salah satu ormas maka harus memenuhi syarat versi Kompasiana ini. Heran sekali hanya Gubenur gadungan di DKI yang tidak diapa-apain polisi, padalah jikalau ada masyarakatyang menyamar menjadi polisi Gadungan sudah pasti ditangkap. Penggantinya kalau tidak sehebat Ahok, lebih baik ambil langkah balik kanan gerak! Dan pulang saja. Coba seleksi, kita harus menemukan orang yang memenuhi syarat di bawah ini yang boleh hendak menjadi calon pengganti Ahok.

1 . ANTI KORUPSI Tidak pernah dan tidak akan pernah terlibat dalam korupsi, baik dalam jumlah skala kecil maupun skala besar. Bersedia memperlihatkan secara transparan semua harta kekayaannya baik itu merupakan harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik itu berupa uang rupiah maupun simpanan dalam bentuk uang asing, baik itu rekening bank yang ada dalam negeri maupun luar negeri, baik itu perhiasan buatan luar negeri maupun dalam negeri termasuk koleksi batu Akik dan sejenisnya.

2. SETIA Kesetian sangat dibutuhkan seorang Kepala Daerah, tidak boleh goyah. Jikalau ya harus katakana ya, jika tidak ya katakana tidak. Apabila beliau sudah menikah sebaiknya diutamakan yang isterinya hanya satu orang saja walaupun andai agama mengizinkannya dia beristri lebih dari satu namun prioritaskan yang satu saja terlebih dahulu selain untuk menghemat biaya pengeluaran negara juga dengan asumsi jikalau untuk masalah istri saja ia tidak bisa setia menahan diri bagaimana nanti dia menghadapi masalah korupsi.

3. TAAT KONSTITUSI Bersedia dengan tegas dan taat sepenuhnya kepada konstitusi walau apapun yang terjadi, bersedia memberantas kejahatan, Narkoba, Korupsi, dan segala tetek-bengek bentuk kejahatan yang mengganggu pembangunan dan ketenteraman masyarakat.

4. JUJUR Orangnya harus yang jujur, bukan mantan narapidana karena masalah moral dan karakter, sebab jikalau mantan koruptor diijinkan ikut mencalonkan diri maka mereka yang berdomisili di dalam Rutan Nusa kambangan saat ini banyak calonnya yang pintar-pintar sudah antri.

5. BERANI Berani bertindak dan melawan yang salah dan maju tak gentar membela yang benar, tidak segan-segan menghadapi mereka yang merasa tidak puas dengan memberi solusi yang terbaik, berani bertindak dan mengambil keputusan secara cepat. Bersedia mati demi kebenaran dan harus berani katakan bahwa mati itu adalah keuntungan.

6. AHLI SEGALA BIDANG Selain ahli sebagai insinyur juga harus ahli dibidang geologi dan pintar dibidang ekonomi serta sedikit-banyak tahu di bidang teologi, karena dalam menjalankan tugas ia harus benar-benar memikirkan,merencanakan dan menata pembangunan dengan baik dan terencana sekaligus menghitung budget yang diperlukan dengan mendetail serta menasihati bawahannya supaya bukan hanya takut pada atasan tetapi terlebih-lebih mereka harus takut pada Tuhan. Bayangkan apabila seorang calon Kepala Daerah tidak ahli dibidang ini maka sedikit saja dikritik oleh mereka yang ahli sejarah sudah knock out dan apabila tidak pintar di bidang ekonomi maka khilaf sedikit bakal kecolongan dan masuknya dana siluman dari sana-sini. Dengan penampilan yang begini maka takut akan Tuhan sangat diperlukan, supaya semua bawahannya bekerja dengan baik semata-mata ada yang mengawasi.

7.BERSEDIA DIKUCILKAN Bersedia di “musuhi” oleh lembaga dan pejabat-pejabat serta anak buah yang kerjanya tidak becus dan tidak beres, semua ini dilakukannya demi kesatuan bangsa.Tidak kompromi terhadap hal-hal yang tidak benar, setia kepada negara Indonesia karena di sinilah tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda.

Coret-coretan ini diharapkan bukan sekadar latah dan mooddy, namun jikalau tergolongpun di dalamnya tidka masalah. Ini hanya merupakan "panggilan" dan "pemikiran orang awam' terhadap harapan anak bangsa. Ke tujuh syarat di atas adalah harga mati atau syarat vital, tidak dapat tawar-menawar lagi, persiapkanlah diri sebaik-sebaiknya bila ada yang hendak mencalonkan diri menggantikannya, namun bila belum siap maka sebaiknya mundur saja biarkan orang lain yang diberi kesempatan maju. Sebelumnya ada banyak orang yang mengakui diri tidak sependapat dengan Ahok, boleh-boleh saja karena di dunia ini seorang pemimpin yang paling baik sekalipun tidak pernah dapat menyenangi semua orang. Bahkan kalau tidak salah 51% dari sejumlah penduduk daerah memilih sudah boleh menduduki jabatan tersebut; jadi sisa 49% adalah mereka yang tidak senang pada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun