Islam datang menghapus budaya jawa? Benarkah demikian.
Yuk simak penjelasannya.
Kenyataan yang tidak bisa disangkal bahwa Nusantara adalah negeri yang majemuk. Beragam suku, bahasa, budaya, ras, pulau, agama dan lain sebagainya ada di negeri yang konon katanya sepertihal nya surga ini.
Kemudian Islam dibawa oleh para pendatang Arab ke Nusantara, baik sebagai Da'i dan juga para pedagang, yang secara kultural tentu berbeda dengan budaya Nusantara. Akan tetapi sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi yang juga hidup berdampingan dengan berbagai penganut agama yang berbeda juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Saat Islam datang agama Hindu-Buddha lebih dulu mendarat di Nusantara. Proses islamisasi berjalan dengan baik, ada yang langsung tertarik menerima Islam dan ada juga yang masih memegang kepercayaan lamanya, dari sini perlu di ingat Islam tidak pernah memaksa.
Penjelasan diatas hanyalah pelengkap saja.
"Islam datang sebagai penjajah" itulah statment yang sudah tidak asing ditelinga dalam lingkup dunia nyata dan maya, ironinya bahkan orang islam sendiri turut serta menjustifikasi statment hal yang sama.
Untuk menjawab pertanyaan dan membantah statment di atas.
Saya hanya ingin menjawab berdasarkan bukti sejarah yang kini selalu dikunjungi orang ramai dari berbagai daerah dimulai dari sabang sampai merauke. Bukti sejarah yang konkrit salah satunya yaitu Masjid Agung Demak yang bertempat di Jawa Tengah. Dan alhamdulillah saya pernah berkunjung kesana melihat segala hal yang mengagumkan.
Masjid Agung Demak dipercayai menjadi tempat berkumpulnya Wali dan yang paling penting di catat adalah Raden Fatah yaitu Raja pertama kesultanan Demak dan Walisongo lah yang membangun Masjid pertama di Demak sehingga dikenal sebagai Masjid Agung Demak.