Mohon tunggu...
Yustinus Satyagraha R.W.
Yustinus Satyagraha R.W. Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance - Suka Menulis - Suka Editting Foto dan Video

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jurnalisme Investigatif dalam Kacamata Multimedia

10 Oktober 2018   23:30 Diperbarui: 11 Oktober 2018   00:11 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnalisme Investigatif dalam Kacamata Multimedia

Para wartawan investigasi memaparkan hasil temuan mereka di lapangan dengan didasarkan kebenaran. Pemaparan ini ditunjukkan dengan deskripsi yang didasarkan ketepatan, penjelasan dan pengembangan dari sebuah berita. Hasil temuan juga dianalisis dari berbagai data yang ada dan layak dilaporkan, baru setelah itu dikonfigurasikan. Mereka juga berpotensi besar menemukan kesalahan-kesalahan terhadap pemberitaan sebelumnya. Setelah semua hasil temuan dirasa sudah cukup matang, barulah hasil temuan mereka bisa dipaparkan sekaligus dengan harapan bisa menjawab pertanyaan masyarakat terhadap sebuah isu atau persoalan yang serius. Tidak hanya sampai di sini saja, aspek berikutnya yang juga patut diperhatikan adalah dampak afeksi yang ditujukan kepada masyarakat tentang kasus yang diangkat oleh wartawan investigasi.

Moral dalam jurnalisme investigatif bagaikan "landasan pacu" yang digunakan pesawat untuk bisa lepas landas ke udara.

Sekilas Jurnalisme Multimedia

Apa yang dimaksud dengan jurnalisme multimedia? Sebelum mengetahui jurnalisme multimedia, Giras Pasopati membagi jurnalisme ke dalam 10 elemen-elemen:

  • Kewajiban pertama jurnalisme adalah terletak pada kebenaran.
  • Loyalitas pertama jurnalisme terletak pada warga.
  • Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.
  • Jurnalis harus independen dari pihak yang mereka liput.
  • Jurnalis harus melayani sebagai pemantau yang independen terhadap kekuasaan.
  • Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik.
  • Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting tersebut menarik dan relevan.
  • Menurut Mindy McAdams (2014), hampir tidak ditemukan adanya konsensus antarwartawan tentang istilah 'multimedia'. Multimedia meliputi audio, video, foto, grafis, informasi dan grafik gerak.
  • Jurnalisme multimedia adalah seni meramu kesepuluh elemen di atas dan menggabungkannya dengan berbagai macam platform multimedia mulai dari audio, video, foto, grafis, informasi dan grafik gerak.
  • Kemajuan platform multimedia yang cepat membuat produk jurnalistik bahkan jurnalistik investigatif pun bisa lebih mudah dikemas secara menarik. Jurnalisme investigatif tidak melulu harus berisi banyak tulisan dengan ratusan bahkan ribuan kata dengan disertai sedikit foto atau gambar. Ada berbagai cara untuk mengemas reportase jurnalisme investigatif, salah satunya melalui audio dan video.

Jurnalisme Investigatif dalam Kacamata Multimedia: WatchdoC

watchdoc-5bbda5ae6ddcae650474d415.jpg
watchdoc-5bbda5ae6ddcae650474d415.jpg
WatchdoC Documentary

 

WatchdoC adalah rumah produksi audio visual yang telah berdiri sejak tahun 2009. Rumah produksi audio visual yang didirikan oleh Dandhy Dwi Laksono dan Andhy Panca Kurniawan ini telah menghasilkan 165 episode dokumenter, 715 feature televisi dan sedikitnya 45 karya video komersial dan non-komersial yang memperoleh penghargaan.

Karya-karya WathdoC berbentuk jurnalisme investigatif dalam bentuk audio dan video. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kedua pendiri WathdoC yang pernah terjun di dunia jurnalistik. Dandhy memiliki latar belakang sebagai jurnalis, produser video hingga aktivis sosial, sedangkan Andhy juga pernah menekuni profesi sebagai jurnalis di beberapa media cetak, online, radio dan televisi.

jakarta-unfair-5bbda69b12ae942c19716802.jpg
jakarta-unfair-5bbda69b12ae942c19716802.jpg
Jakarta Unfair

Salah satu bentuk video dokumenter yang pernah dihasilkan oleh WatchdoC adalah "Jakarta Unfair" yang menceritakan penggusuran yang dilakukan pemerintah Jakarta tanpa adanya solusi atau tempat tinggal baru bagi korban gusuran. Produk jurnalistik investigatif dalam bentuk video dokumenter tentang penggusuran cukup berkaitan dengan masalah sosial yang ada di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun